Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Sabtu, 10 Maret 2012

PANDUAN TILAWATIL QUR'AN oleh SYEH MUAMMAR Z.A

Tulisan di bawah ini adalah salinan dari suara H. Muammar Z.A. dalam kaset pelajaran seni baca al-Quran bagian I yang berisi pelajaran lagu bayyâtî. Saya buatkan transkripnya untuk siapa saja yang menggemari seni baca al-Quran. Selamat membaca.
Para pendengar dan adik-adik sekalian para peserta yang terhormat.
Marilah sejenak kita pusatkan perhatian kita untuk mengikuti program pembinaan tilawatil Quran. Perlu disampaikan bahwa ada beberapa hal yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian kita sebelum kita melangkah lebih jauh dalam pelajaran seni baca al-Quran ini.
Yang pertama, kita harus bisa membaca al-Quran dengan fasih dan bertajwid. Sebab hal ini merupakan masalah yang pokok. Kalau kita hanya mengejar lagu tanpa memerhatikan tajwid, ini merupakan satu kesalahan yang sangat besar. Kedua-duanya harus berjalan secara harmonis. Membaca dengan bertajwid, membaca dengan fasih, kemudian dilagukan secara harmonis.
Yang kedua, kita harus mempunyai bakat dan juga hobi. Kalau kita mempunyai hobi untuk membaca al-Quran, itu dapat memberikan satu jaminan bahwa kita dapat berlatih secara kontinyu (istiqamah). Sedangkan dengan bakat yang kita miliki, berarti kita memiliki suara yang bisa dibutuhkan dalam memelajari al-Quran ini, dan juga kita memiliki pernafasan yang cukup.
Yang ketiga, yang tidak kurang pentingnya, sabar dan ikhlas. Kita harus bersabar. Pelajaran ini betul-betul memerlukan kesabaran. Dalam memelajari seni baca al-Quran ini, kita akan banyak menghadapi kesulitan-kesulitan. Sebabnya adalah bahwa dalam seni baca al-Quran banyak hal-hal yang terkait di dalamnya. Baik dari segi tajwidnya ataupun qiraatnya. Kita perlu memelajari bagaimana pernafasan yang baik, bagaimana seluk-beluk lagu, dari lagu A, B, C, dan sebagainya. Semua itu betul-betul memerlukan kesabaran.
Kemudian juga kita harus ikhlas. Ikhlas dalam arti betul-betul memelajari seni baca al-Quran ini karena Allah semata. Dari mulai sekarang, coba canangkan ini. Jangan sekali-kali punya tujuan memelajari seni baca al-Quran ini hanya secara keduniawian. Misalnya hanya karena ingin menang dalam MTQ, hanya sekadar mengejar karir, ataupun tujuan-tujuan yang lain. Dengan dasar inilah, ada MTQ ataupun tidak, karena karir ataupun tidak, di mana kita berada dan kapan saja, kita senantiasa mempelajari al-Quran.
Para pendengar sekalian, baiklah kita mulai saja pelajaran kita pada seri yang pertama ini.
Perlu saya sampaikan bahwa lagu-lagu yang dianggap sebagai lagu pokok dalam seni baca al-Quran ini ada tujuh jenis,yaitu:
  1. Bayyâtî
  2. Shâba
  3. Hijâz
  4. Nahâwand
  5. Rost
  6. Jiharkah
  7. Sika
Dengan demikian, selain lagu-lagu yang tujuh jenis ini dianggap sebagai lagu cabang, yang nantinya akan dipergunakan sebagai variasi dalam membentuk susunan atau komposisi lagu. Di antara lagu-lagu yang dianggap sebagai lagu cabang, misalnya lagu Nakriz, awsaq, zinjiran, raml, karqouk, dll.
Manakala bayyâtî ini diterapkan sebagai lagu yang pertama dan dalam susunan yang biasa atau susunan formal, lagu bayyâtî biasanya dibawakan dalam beberapa tahap tingkatan nada, dari mulai nada yang paling rendah sampai nada yang paling tinggi. Dalam tatanan seni baca al-Quran, tingkatan nada dikenal ada empat tahap. (1) qarar (rendah). (2) nawa (sedang). (3) jawab (tinggi). (4) jawabul jawab (sangat tinggi).
Untuk memberikan gambaran bagaimana jenis lagu bayyâtî, bagaimana jenis lagu shâba, dan lagu-lagu lain, diterapkan dalam syair (taushih).
Silahkan melanjutkannya dengan mendengarkan video berikut:



untuk mendownload mp.3 nya bisa mengklik link di bawah ini:

Jangan lupa untuk membaca teks tausyihnya di sini : teks-tausiyah-lagu-alquran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar