Tulisan
di bawah ini adalah salinan dari suara H. Muammar Z.A. dalam kaset
pelajaran seni baca al-Quran bagian I yang berisi pelajaran lagu
bayyâtî. Saya buatkan transkripnya untuk siapa saja yang menggemari seni
baca al-Quran. Selamat membaca.
Para pendengar dan adik-adik sekalian para peserta yang terhormat.
Marilah
sejenak kita pusatkan perhatian kita untuk mengikuti program pembinaan
tilawatil Quran. Perlu disampaikan bahwa ada beberapa hal yang sangat
penting untuk mendapatkan perhatian kita sebelum kita melangkah lebih
jauh dalam pelajaran seni baca al-Quran ini.
Yang
pertama, kita harus bisa membaca al-Quran dengan fasih dan bertajwid.
Sebab hal ini merupakan masalah yang pokok. Kalau kita hanya mengejar
lagu tanpa memerhatikan tajwid, ini merupakan satu kesalahan yang sangat
besar. Kedua-duanya harus berjalan secara harmonis. Membaca dengan
bertajwid, membaca dengan fasih, kemudian dilagukan secara harmonis.
Yang
kedua, kita harus mempunyai bakat dan juga hobi. Kalau kita mempunyai
hobi untuk membaca al-Quran, itu dapat memberikan satu jaminan bahwa
kita dapat berlatih secara kontinyu (istiqamah). Sedangkan dengan bakat
yang kita miliki, berarti kita memiliki suara yang bisa dibutuhkan dalam
memelajari al-Quran ini, dan juga kita memiliki pernafasan yang cukup.
Yang
ketiga, yang tidak kurang pentingnya, sabar dan ikhlas. Kita harus
bersabar. Pelajaran ini betul-betul memerlukan kesabaran. Dalam
memelajari seni baca al-Quran ini, kita akan banyak menghadapi
kesulitan-kesulitan. Sebabnya adalah bahwa dalam seni baca al-Quran
banyak hal-hal yang terkait di dalamnya. Baik dari segi tajwidnya
ataupun qiraatnya. Kita perlu memelajari bagaimana pernafasan yang baik,
bagaimana seluk-beluk lagu, dari lagu A, B, C, dan sebagainya. Semua
itu betul-betul memerlukan kesabaran.
Kemudian
juga kita harus ikhlas. Ikhlas dalam arti betul-betul memelajari seni
baca al-Quran ini karena Allah semata. Dari mulai sekarang, coba
canangkan ini. Jangan sekali-kali punya tujuan memelajari seni baca
al-Quran ini hanya secara keduniawian. Misalnya hanya karena ingin
menang dalam MTQ, hanya sekadar mengejar karir, ataupun tujuan-tujuan
yang lain. Dengan dasar inilah, ada MTQ ataupun tidak, karena karir
ataupun tidak, di mana kita berada dan kapan saja, kita senantiasa
mempelajari al-Quran.
Para pendengar sekalian, baiklah kita mulai saja pelajaran kita pada seri yang pertama ini.
Perlu saya sampaikan bahwa lagu-lagu yang dianggap sebagai lagu pokok dalam seni baca al-Quran ini ada tujuh jenis,yaitu:
- Bayyâtî
- Shâba
- Hijâz
- Nahâwand
- Rost
- Jiharkah
- Sika
Dengan
demikian, selain lagu-lagu yang tujuh jenis ini dianggap sebagai lagu
cabang, yang nantinya akan dipergunakan sebagai variasi dalam membentuk
susunan atau komposisi lagu. Di antara lagu-lagu yang dianggap sebagai
lagu cabang, misalnya lagu Nakriz, awsaq, zinjiran, raml, karqouk, dll.
Manakala
bayyâtî ini diterapkan sebagai lagu yang pertama dan dalam susunan yang
biasa atau susunan formal, lagu bayyâtî biasanya dibawakan dalam
beberapa tahap tingkatan nada, dari mulai nada yang paling rendah sampai
nada yang paling tinggi. Dalam tatanan seni baca al-Quran, tingkatan
nada dikenal ada empat tahap. (1) qarar (rendah). (2) nawa (sedang). (3)
jawab (tinggi). (4) jawabul jawab (sangat tinggi).
Untuk
memberikan gambaran bagaimana jenis lagu bayyâtî, bagaimana jenis lagu
shâba, dan lagu-lagu lain, diterapkan dalam syair (taushih).
Silahkan melanjutkannya dengan mendengarkan video berikut:
untuk mendownload mp.3 nya bisa mengklik link di bawah ini:
Jangan lupa untuk membaca teks tausyihnya di sini : teks-tausiyah-lagu-alquran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar