PASAL I
HAK-HAK ISTRI TERHADAP SUAMI
Alloh
S.W.T berfiman sebagaimana tersebut dalam Surat An-Nisaa:19 : “WA
‘AASYIRUUHUNNA BILMA’RUUFI” Artinya : “ Dan pergauilah mereka
(istri-istrimu) dengan baik “ Yang dimaksud adalah pergaulan secara
adil. Baik dalam pembagian giliran (kalau kebetulan polygami), pemberian
belanja dan berperangai baik dalam ucapan dan tindakan.
Dalam
Surat Al-Baqoroh ayat 228 diterangkan: Artinya : “Dan para wanita
mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
ma’ruf. Akan tetapi para suami mempunyai suatu tingkatan kelebihan
daripada istrinya. ”
Diriwayatkan
dari nabi S.A.W bahwa, saat beliau menunaikan haji wada’ belau bersabda
: Setelah beliau memuji Alloh S.W.T dan menyanjung-Nya serta memberi
petuah pada kaum muslimin yang hadir, Beliau melanjutkan sabdanya:
“Ingatlah, berikanlah wasiat kepada para wanita secara baik, karena
mereka hanyalah sebagai tawanan dihadapanmu. Sesungguhnya kalian tidak
memiliki apapun dari mereka kecuali kebaikan. kecuali jika mereka itu
(wanita) datang dengan membawa perbuatan buruk yang jelas. Kalau wanita
melakukan perbuatan tercela, maka berpisahlah sebatas tempat tidur dan
pukullah dengan pukulan yang tidak membahayakan. Kalau istrimu mentaati
maka kamu jangan mencari alasan lain untuk mengusiknya. Ingatlah
sesungguhnya kamu mempunyai hak atas istri dirimu. Diantara hak kalian
atas istri-istrimu adalah melarang istrimu menggelar tikarmu terhadap
orang yang tidak kamu sukai dan tidak mengijinkan istri-istrimu
memasukkan orang yang tidak kamu sukai. Ingatlah, bahwa diantara hak-hak
istrimu adalah memberi pakaian yang baik kepadanya dan demikian pula
dalam hal makanannya. ”
BAB 2
Rasululloh
S.A.W bersabda, Artinya: “ Hak istri atas suami adalah memberi makan
kepadanya jika ia (suami) makan, memberi pakaian kepadanya apabila ia
(suami) berpakaian, dan jangan menampar wajah, jangan menjelek-jelekkan
dan jangan membiarkan (memisahkannya) kecuali dalam hal tempat tidur.
(riwayat Thamrani dari Muawiyah bin Haidah).
Rosulloh
S.A.W bersabda: “AYYUMAA ROJULIN TAZAWWAJA IMROATAN ‘ALAA MAAQOLLA
MINALMAHRI AU KATSURO LAISYA FII NAFSIHI ANYUADDIYA HAQQOHAA KHODDA’AHAA
FAMAATA WALAM YUADDI ILAIHAA HAQQOHAA LAQIYALLOHA YAUMAL QIYAMATA
WAHUWA ZAARIN”
Artinya:
“Siapapun orang laki-laki yang menikahi seorang wanita dengan maskawin
yang hanya sedikit atau banyak, tetapi drinya berniat untuk tidak
memenuhi hak-hak istri (yakni bermaksud menipunya) lalu lelaki itu mati
hingga belum pernah memenuhi hak-hak istrinya, maka dihari kiamat kelak
ia akan menghadap Alloh S.W.T dengan menyandang predikat sebagai
pezina.”
Rosulloh
S.A.W bersabda : “INNA MIN AKMALIL MU’MINIINA IIMAANAN AHSANUHUM
KHULUQON WAALTHOFUHUM BIAHLIHII. ” Artinya: ”Sesunguhnya diantara
kesempurnaan keimanan orang mukmin adalah mereka yang lebih bersikap
kasih sayang (berlaku lemah lembut) terhadap istrinya. ” (riwayat
Turmudzi dan Hakim dari Aisyah).
|
BAB 3
Rasulullah
S.A.W bersabda: “KHOIRUKUM KHOIRUKUM LIAHLIHII WA ANA KHOIRUKUM LI
AHLII. ” Artinya : “ Sebaik-baik orang diantara kamu adalah mereka yang
paling bagus terhadap istri-istrinya. Dan aku adalah orang yang terbaik
diantaramu terhadap keluarga (istri-istri)ku. ” (Riwayat Ibnu Hibban).
Dalam
riwayat lainnya dikatakan : Artinya : “ Sebaik-baik orang diantara kamu
adalah mereka yang paling bagus terhadap istri-istrinya, dan aku adalah
orang yang lebih bagus diantaramu terhadap istri-istriku. ”
Rasulullah
S.A.W bersabda : “MAN SHOBARO’ALA SUUI KHULUQI IMROATIHII A’THOOHU
ALLAHU MINAL AJRI MITSLAMAA U’THIYA AYYUUBU ‘ALAIHISSALAAMU’ALA BALAA
IHI WA MAN SHOBAROT ‘ALASUI KHULUQI ZAUJIHAA A’THOOHALLAHU MINAL AJRI
MITSLATS.A.WAA BI AASIYATA IMROATA FIR’AUNA. ” Artinya : “ Barang siapa
bersabar atas keburukan kelakuan istrinya maka Allah S.W.T akan memberi
pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan Allah S.W.T kepada
Nabi Ayyub AS atas cobaan yang diterimanya. Dan barang siapa bersabar
atas keburukan kelakuan suaminya maka Allah S.W.T memberi pahala
kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan kepada Asiyah istri
Fir’aun. ”
Perlu
diketahui bahwa cobaan yang diberikan Allah S.W.T kepada Nabi Ayyub AS
adalah terdiri dari empat macam cobaan. Meliputi cobaan atas
kebangkrutan (pailit) kekayaannya, kematian semua anak-anaknya,
kerusakan pada tubuhnya dan diasingkan oleh masyarakat kecuali hanya
istrinya saja yang setia menemani. Kehancuran harta kekayaan Nabi Ayyub
AS terdiri dari unta, sapi, kambing, gajah, khimar (keledai). Kekayaan
lain milik Beliau adalah 500 hektar tanah persawahan, semuanya digarap
oleh 500 orang, pada setiap orang mempunyai anak istri. Pengikut Beliau
terdiri dari 3 golongan semua telah beriman dan masih berusia muda.
Iblis
yang diberikan kekuasaan oleh Allah S.W.T dapat turun naik dari bumi ke
langit sewaktu dikehendaki, mempunyai maksud naik ke langit. Tiba-tiba
Iblis mendengar para malaikat membaca Sholawat atas Nabi Ayyub AS. Saat
itu juga timbullah rasa Hasud di dalam hatinya. Ia berkata memohon
kepada Allah S.W.T : “ WAHAI TUHAN, SEKARANG INI AKU MEMANG TELAH
MENYAKSIKAN SENDIRI HAMBA-MU AYYUB SANGAT RAJIN BERSYUKUR SERAYA MEMUJI
KEPADA-MU. TETAPI KALAU ENGKAU MEMBERI COBAAN KEPADAKU TENTU DIA TIDAK
AKAN BERSYUKUR DAN TIDAK PULA MENTAATINYA.
Allah
S.W.T berfirman kepada Iblis : “BAIK, SILAKAN KAMU MERANGKAP. SEKARANG
AKU BERI KEKUASAAN KEPADAMU UNTUK MENCOBA AYYUB AS MELALUI HARTA
KEKAYAANNYA. ” Iblis berangkat. Ia mengumpulkan semua anak buah terdiri
dari syaitan dan jin ia katakan kepada mereka: “ SEKARANG AKU TELAH
DIBERI WEWENANG UNTUK MENCOBA AYYUB AS MELALUI HARTANYA. ”
Lebih
lanjut iblis berkata lagi : “ IFRIT, SEKARANG KAU KUBERI TUGAS MEMBAKAR
TEMPAT PENGGEMBALAAN UNTA-UNTA MILIK AYYUB AS DAN SEKALIGUSMEMBUNUH
SEMUA UNTA-UNTA ITU. LAKSANAKAN !” Iblis datang menjumpai Ayyub AS, saat
mana ketika itu Beliau sedang melaksanakan sholat. Iblis berkata
kepadanya: “ TEMPAT PENGGEMBALAAN UNTA-UNTAMU TERBAKAR, DAN SELURUH UNTA
MILIKMU IKUT TERBAKAR PULA. ” Apa kata Nabi Ayyub AS: “ ALKHAMDULILLAH.
ALLAH S.W.T SENDIRI YANG MEMBERIKAN KEKAYAAN ITU KEPADAKU DAN HANYA DIA
SAJA YANG BERHAK MENGAMBIL KEMBALI. ”
Iblis
tidak berhenti sampai disitu. Ia meningkat lagi pada kekayaan yang
lain. Ia hancurkan semua kambing milik Nabi Ayyub As, berikut tempat
penggembalaannya. Ia datang ke Nabi Ayyub As seraya memberitahukan
peristiwa itu. “ANGIN PANAS TELAH MENGHANCURKAN KEBUNNYA, TIDAK ADA YAMG
TERSISA SEDIKITPUN, ” kata iblis sehabis merusak semua kebun milik Nabi
Ayyub AS. Apa kata Nabi Ayyub As. “ ALKHAMDULILLAH..” kemudian Beliau
memuji Allah S.W.T dan menyanjung-Nya. ”
|
BAB 4
Usaha
iblis belum berhenti sampai disitu. Ia kembali menghadap Allah S.W.T
seraya memohon agar diberi kekuasaan untuk mencoba Nabi Ayyub AS melalui
anak-anaknya. Allah berkata:”Silakan, pergilah. Aku memberi kekuasaan
penuh kepadamu untuk mencoba Ayyub melalui anak-anaknya. ” Iblis
berangkat. Yang dituju adalah gedung tempat anak-anak Nabi Ayyub As
berlindung di bawahnya. Gedung itu diguncang lalu hancur menindih habis
anak-anak Nabi Ayyub As, semuanya mati. Iblis lalu memberi Nabi Ayyub As
tentang bencana yang menimpa anak-anaknya.
Apa reaksi Beliau?. Nabi Ayyub AS malah beristighfar memohon ampun kepada Allah S.W.T.
Usaha
iblis tetap tidak menghasilkan apapun untuk merubah ketaatan Nabi Ayyub
As. Beliau tetap taat kepada Allah S.W.T dan bersyukur kepada-Nya.
Iblis kembali menghadap Allah S.W.T seraya memohon agar diberi kekuasaan
untuk menguji nya. Allah berkata kepadanya: “ SILAKAN. AKU BERI
KEKUASAAN KEPADAMU UNTUK MENGUJI MELALUI TUBUH LISAN DAN AKALNYA. TETAPI
BUKAN HATINYA. ”
Iblis
segera berangkat untuk menggoda Nabi Ayyub As. Sampai ketempat yang
dituju ternyata Beliau sedang bersujud. Iblis datang dari arah kepala
Beliau, lalu meniup kedua lubang hidungnya dengan sekali tiup. Seketika
itu badan Nabi Ayyub As serasa gatal-gatal. Makin lama terasa semakin
gatal. Nabi Ayyub As menggaruk-garuk bagianbagian tubuh yang gatal
dengan ujung-ujung jemarinya. Tetapi belum juga hilang gatal-gatal itu.
Nabi
Ayyub As mencoba menggaruk-garuknya dengan kain kasar. Belum juga
hilang gatal-gatal itu. Lalu menggunakan kerewang (pecahan genting) dan
batu. Beliau tidak henti-hentinya menggaruk badannya hingga melepuh,
sehingga bernanah dan berbau busuk. Masyarakat sekitarnya menganggap
berbahaya terhadap penyakit yang sedang dialami Nabi Ayyub As. Mereka
sepakat mengasingkan Beliau ke luar daerah. Beliau terusir ke tempat
yang kotor. Mereka membuatkan untuk Beliau sebuah gubuk yang hanya
ditemani istrinya yang bernama Rahmah.
Meskipun
demikian istri beliau, Rahmah, selalu setia melayaninya. Ia berbuat
baik sekali kepadanya. Ia perlakukan suaminya penuh kasih sayang.
Kebutuhan-kebutuhan makan dan minumnya selalu diperhatikan. Kaum Nabi
Ayyub As yang mendeportasi dirinya terdiri dari tiga golongan. Namun
begitu semuanya masih tetap dalam keimanan semula. Mereka tidak
meninggalkan agamanya.
Dalam
kisah lain diriwayatkan bahwa, ada seseorang bermaksud menghadap Umar
Bin Khattab hendak mengadukan perihal perangai buruk istrinya. Sampai ke
rumah yang dituju orang itu menanti Umar Ra di depan pintu. Saat itu ia
mendengar istri Umar mengomeli dirinya, sementara Umar sendiri hanya
berdiam diri saja tanpa bereaksi. Orang itu bermaksud balik kembali
sambil melangkahkan kaki seraya bergumam:”KALAU KEADAAN AMIRUL MUKMININ
SAJA BEGITU, BAGAIMANA HALNYA DENGAN DIRIKU. ”
Bersamaan
itu Umar keluar, ketika melihat orang itu hendak kembali. Umar
memanggilnya, katanya : ”ADA KEPERLUAN PENTING ?”. Ia menjawab : ”
AMIRUL MUKMININ, KEDATANGANKU INI SEBENARNYA HENDAK MENGADUKAN PERIHAL
ISTRIKU LANTARAN SUKA MEMARAHIKU. TETAPI BEGITU AKU MENDENGAR ISTRIMU
SENDIRI BERBUAT SERUPA, MAKA AKU BERMAKSUD KEMBALI. DALAM HATI AKU
BERKATA:KALAU KEDAAN AMIRUL MUKMININ SAJA DIPERLAKUKAN ISTRINYA SEPERTI
ITU, BAGAIMANA HALNYA DENGAN DIRIKU. ”
Umar
berkata kepadanya:”SAUDARA, SESUNGGUHNYA AKU RELA MENANGGUNG PERLAKUAN
SEPERTI ITU DARI ISTRIKU KARENA ADANYA BEBERAPA HAK YANG ADA PADANYA.
ISTRIKU BERTINDAK SEBAGAI JURU MASAK MAKANANKU. IA SELALU MEMBUATKAN
ROTI UNTUKKU. IA SELALU MENCUCIKAN PAKAIAN-PAKAIANKU. IA MENYUSUI
ANAK-ANAKKU, PADAHAL SEMUA ITU BUKAN KEWAJIBANNYA. AKU CUKUP TENTRAM
TIDAK MELAKUKAN PERKARA HARAM LANTARAN PELAYANAN ISTRIKU. KARENA ITU AKU
MENERIMANYA SEKALIPUN DIMARAHI. ”
Kata
orang itu : ”AMIRUL MUKMININ, DEMIKIAN PULAKAH TERHADAP ISTRIKU?”.
Jawab Umar : ”YA, TERIMALAH MARAHNYA. KARENA YANG DILAKUKAN ISTRIMU
TIDAK AKAN LAMA, HANYA SEBENTAR SAJA. ”
Tentang
kisah Asiyah lengkapnya begini; ketika Nabi Musa As mengalahkan para
tukang sihir Fir’aun, keimanan Asiyah semakin mantap. Keimananya kepada
Allah itu sendiri itu sebenarnya sudah lama tertanam didalam hatinya,
dan ia tidak menyatakan Fir’aun (suaminya) sebagai Tuhan. Begitu Fir’aun
semakin jelas mengetahui keimanan istrinya, maka ia menjatuhkan hukuman
kepadanya.
Kedua
tangan dan kakinya diikat. Asiyah ditelentangkan diatas tanah yang
panas, wajahnya dihadapkan kesinar matahari. Manakala para penyiksanya
kembali, malaikat menutup sinar matahari sehingga siksaan itu tidak
terasa. Belum cukup siksaan itu dilakukan Fir’aun, ia kembali
memerintahkan algojonya supaya menjatuhkan sebongkah batu besar kedada
Asiyah.
Manakala
Asiyah melihat batu besar itu hendak dijatuhkan padanya, beliau berdoa
kepada Allah S.W.T:”ROBBI IBNILII ‘INDAKA BAITAN FIL JANNAH. ” Artinya
:” Wahai Allah S.W.T, Tuhanku, bangunkanlah untukku disisi-Mu sebuah
gedung di Syurga, (Q. S. At Tahrim, ayat 11).
Segera
Allah memperlihatkan sebuah bangunan gedung di syurga yang terbuat dari
marmer berwarna mengkilat. Asiyah sangat bergembira, lalu ruhnya keluar
menyusul kemudian barulah sebongkah batu besar itu dijatuhkan pada
tubuhnya sehingga beliau tidak merasakan sakit, karena jasadnya sudah
tidak mempunyai nyawa.
Syeikh
habib Abdullah Al Haddad mengatakan, seseorang yang sempurna adalah
orang yang mempermudah hak-haknya, tetapi tidak mempermudah (meremehkan)
hak-hak Allah. Sebaliknya orang yang kurang sempurna adalah orang yang
diketahui berlaku sebaliknya.
|
BAB 5
K I S A H
Ada
seorang salih, ia mempunyai saudara (kawan) yang salih pula. Setiap
tahun ia berkunjung kepadanya. Suatu hari ia mengunjunginya lagi, sampai
ke rumah yang dituju pintunya masih tertutup. Ia ketuk pintu rumah itu.
Dari dalam terdengar suara wanita: “SIAPA ITU?” Orang yang salih
menjawab: “AKU, SAUDARA SUAMIMU. AKU DATANG UNTUK MENGUNJUNGINYA, HANYA
KARENA ALLAH SEMATA. ” “DIA SEDANG KELUAR MENCARI KAYU BAKAR, BALAS
ISTRI SAHABATNYA. MUDAH-MUDAHAN IA TIDAK KEMBALI. ”
Lanjutnya
sambil terus bergumam memaki-maki suaminya. Ketika mereka sedang
terlibat perbincangan, tiba-tiba orang yang salih itu datang sambil
menuntun seekor harimau yang sedang membawa seikat kayu bakar. Begitu
melihat saudaranya datang mengunjunginya, ia menghambur kepadanya seraya
bersalam. Kayu bakar itu lalu diturunkan dari punggung harimau
tersebut. Katanya kemudian: “SEKARANG PERGILAH KAMU, MUDAH-MUDAHAN ALLAH
MEMBERKAHIMU. ”
Orang
yang salih itu (yakni yang empunya rumah) lalu mempersilakan saudaranya
masuk. Sementara isterinya masih bergunam memaki-maki dirinya. Namun
sebegitu jauh ia hanya berdiam, tanpa menunjukkan reaksi kebencian.
Setelah terlibat perbincangan beberapa saat lamanya, hidangan keluar
disuguhkan. Dilanjutkan berbincang-bincang hingga beberapa saat.Setelah
itu saudaranya berpamitan dengan menyimpan kekaguman yang sangat
berkesan. Ia sangat kagum sebab saudaranya sanggup menekan kesabarannya
menghadap isteri yang begitu cerewet dan berlidah panjang. Tahun
berikutnya ia berkunjung lagi. Sampai di depan pintu ia mencoba
mengetuknya. Isterinya keluar dan menyapa: “TUAN SIAPA?” “AKU ADALAH
SAUDARA SUAMIMU, BALASNYA. KEDATANGANKU INI SEMATA UNTUK MENGUNJUNGINYA.
”
“OH,
SELAMAT DATANG, TUAN, ” kata isteri saudaranya seraya mempersilahkan
masuk penuh keramahan. Tidak begitu lama saudara salih yang ditunggunya
tiba juga sambil memanggul seikat kayu bakar. Mereka segera terlibat
perbincangan sambil menikmati hidangan yang disuguhkan. Setelah semuanya
dirasa cukup, dan ketika ia hendak kembali, ia sempatkan bertanya
tentang beberapa hal. Bagaimana dahulu ia dapat menundukkan seekor
harimau dan mau diperintah membawakan kayu bakar. Sedang sekarang ini ia
hanya datang sendirian sambil memanggul kayu bakar.
“KENAPA
BISA BEGITU?” tanya saudaranya. Saudaranya menjawab:”KETAHUILAH
SAUDARAKU, ISTERIKU YANG DAHULU BERLIDAH PANJANG ITU SUDAH MENINGGAL.
SEDAPAT MUNGKIN AKU BERUSAHA BERSABAR ATAS PERANGAI BURUKNYA. SEHINGGA
ALLAH MEMBERI KEMUDAHAN DIRIKU UNTUK MENUNDUKKAN SEEKOR HARIMAU,
SEBAGAIMANA PERNAH KAU LIHAT SENDIRI SAMBIL MEMBAWA KAYU BAKAR ITU.
SEMUANYA TERJADI LANTARAN KESABARANKU PADANYA. LALU AKU MENIKAH LAGI
DENGAN PEREMPUAN YANG SHALIHAH INI. AKU SANGAT GEMBIRA MENDAPATKANNYA.
MAKA HARIMAU ITUPUN DIJADIKAN JAUH DARIKU, KARENA ITU AKU MEMANGGUL
SENDIRI KAYU BAKAR ITU, LANTARAN KEGEMBIRAANKU TERHADAP ISTERIKU YANG
SHALIIHAH INI. ”
|
PERHATIAN
Seorang
suami diperbolehkan memukul isterinya jika tidak mengindahkan
perintahnya berhias, padahal ia menghendaki. Atau lantaran menolak
diajak tidur bersama. Diperbolehkan pula seorang suami memukul isterinya
lantaran keluar rumah tanpa memperoleh izinnya. Atau karena isterinya
itu memukul anak kecil yang sedang rewel. Atau karena mencaci maki orang
lain, atau karena menyobek pakaian suaminya, menjambak jenggotnya, atau
berkata kepada suaminya: “HAI KAMBING, HAI KELEDAI HAI ORANG TOLOL,
DLL. ” sekalipun pencaciannya itu didahului oleh sikap suami yang telah
mencacinya.
Demikian
pula seorang suami diperbolehkan memukul isterinya lantaran isterinya
sengaja memamerkan wajahnya kepada lelaki lain. Atau karena asyik
berbincang-bincang dengan lelaki lain. Atau sekalipun ia ikut
mendengarkan pembicaraan suaminya bersama lelaki lain, dengan maksud
dapat mencuri pendengaran dari suara lelaki itu. Atau karena memberikan
sesuatu dari rumah suaminya berupa barang yang tidak biasanya diberikan
kepada orang lain. Atau karena menolak menjalin kekeluargaan dengan
saudara suaminya.
Begitu
pula suami dibenarkan memukul isterinya karena meninggalkan shalat,
setelah terlebih dulu diperintah tetapi menolak mengerjakannya. Pendapat
inilah yang lebih kuat.
WASIAT DAN PENGAJARAN SUAMI
Ketahuilah
bahwa, setiap suami hendaknya pandai-pandai memberi pengajaran atau
wasiat-wasiat kebajikan kepada isterinya. Rasulullah S.A.W mengingatkan :
“ROHIMALLAHU
ROJULAN QOOLA YAA AHLAAHU SHOLAA TAKUM SHIYAA MAKUM DZAKAA TAKUM
MISKIINAKUM YATIIMAKUM JIIROONAKUM LA’ALLAKUM MA’AHUM FIL JANNATI. ”
Artinya: “Mudahmudahan Allah merahmati seorang suami yang mengingatkan
isterinya, ‘HAI ISTRIKU, JAGALAH SHALATMU, PUASAMU, ZAKATMU. KASIHANILAH
ORANG-ORANG MISKIN DI ANTARAMU, PARA TETANGGAMU. MUDAHMUDAHAN ALLAH
MENGUMPULKAN KAMU BERSAMA MEREKA DI SURGA’. ”
Hendaknya
seorang suami selalu memperhatikan nafkahnya sesuai dengan
kesanggupannya. Hendaknya suami selalu bersabar jika menerima cercaan
isterinya, atau perlakuan-perlakuan tidak baik lainnya. Hendaknya suami
mengasihani isterinya, yaitu dengan bentuk memberi pendidikan secara
baik, kendati ia seorang terpelajar. Sebab kaum wanita bagaimanapun
diciptakan dalam keadaan serba kurang akal dan tipis beragama (kecuali
hanya sedikit saja yang mempunyai akal panjang dan beragama kuat).
Tersebut dalam hadits: “LAU LAA ANNALLAHA SATAROL MAR ATA BIL HAYAA
ILAKAA NATS LAA TUSAA WII KAFFAN MIN TUROOBIN. ” Artinya: “Kalaulah
bukan karena Allah membuatkan penutup rasa malu bagi kaum wanita,
niscaya harganya tidka dapat menyamai segenggam debu. (alhadits).
Hendaknya
seorang suami selalu menuntun isterinya pada jalan-jalan yang baik.
Memberi pendidikan kepadanya berupa pengetahuan agama (Islam), meliputi
hukum-hukum bersuci (Thaharah) dari hadats besar. Misalnya tentang haid
dan nifas. Seorang isteri harus diberi pengetahuan tentang persoalan
yang sangat penting itu. Sebab bagaimanapun masalah itu berhubungan erat
dengan waktu-waktu shalat.
Demikian
pula memberikan pengajaran terhadap masalah ibadah. Meliputi ibadan
fardhu (wajib) dan sunnahnya. Pengetahuan tentang shalat, zakat, puasa
dan haji.
Jika
seorang suami telah memberi pendidikan tentang persoalan pokok
tersebut, maka isteri tidak dibenarkan keluar rumah untuk bertanya
kepada ulama. Tetapi kalau pengetahuan yang dimiliki suami tidak
memadai, sebagai gantinya maka ia sendiri yang harus siap untuk selalu
bertanya kepada ulama (orang yang mengerti ilmu agama). Artinya, isteri
tetap tidak diperkenankan keluar rumah. Namun, kalau suami tidak
mempunyai untuk bertanya, maka isteri dibenarkan keluar rumah untuk
bertanya tentang persoalan agama yang dibutuhkan. Hal itu malah menjadi
kewajibannya, dan bahkan kalau suaminya melarang keluar berarti telah
melakukan kamaksiatan (dosa). Tetapi isteri harus meminta izinnya lebih
dulu jika sewaktu-waktu hendak belajar mengenai ilmu-ilmu tersebut.
Isteri harus memperoleh keridhaan suaminya.
BAB 6
KEHARUSAN MEMELIHARA DIRI DAN KELUARGA
Tersebut
dalam firman Alloh Surat Al Tahrim ayat 6: “YAA AYYUHAL LADZI AAMANUU
QUUU ANFUSAKUM WA AHLIIKUM NAAROON” Artinya: Hai orang-orang yg beriman,
peliharalah dirimu keluargamu dari api neraka.
Dalam
menafsirkan ayat tersebut, Ibnu Abas Ra mengatakan, ”Berikanlah
pengertian kepada mereka dan didiklah mereka “ yakni tentang syariah
Islam dan akhlak-akhlak yg baik. Tersebut dalam riwayat dijelaskan :
“INNA ASYADDANNAASI ‘ADZAABAYYAU MAL QIYAA MATI MAN JAHHALA AHLAHU”
Artinya : Sesungguhnya di antara manusia yang paling keras menerima
siksaan kelak di hari kiamat adalah orang yang memperbodoh keluarganya,
(yang sengaja membentuk keluarganya menjadi bodoh). (al-hadits)
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Umar Ra dari Nabi S.A.W, bahwa beliau bersabda yang
artinya : “Setiap kamu sekalian adalah penggembala dan kelak akan
ditanya tentang penggembalaannya. Imam adalah penggembala dan kelak
dimintai tanggung jawab atas penggembalaan (kepemimpinan)nya. Suami
adalah pemimpin keluarganya dan kelak dimintai pertanggung jawaban
tentang kepemimpinan (rumah tangganya). Isteri adalah pengatur di rumah
suaminya, kelak akan diminta pertanggungjawaban tentang pengaturannya
(di rumah suaminya). Pembantu adalah pelaksana dalam menjalankan
pertanggungjawaban tentang pelaksanaannya. Anak lelaki adalah penjaga
harta kekayaan orangtuanya dan kelak akan diminta pertanggungjawaban
tentang penjagaannya. Jadi kalian semua adalah penggembala dan kelak
kalian akan diminta pertanggungjawaban atas penggembalaannya. (riwayat
Ahmad, Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
Rasulullah
S.A.W bersabda yang artinya:”Takutlah kepada Allah, takutlah kepada
Allah dalam urusan wanita, karena mereka adalah merupakan amanat bagimu.
Barangsiapa tidak menyuruh isterinya menunaikan shalat dan tidak
mengajarinya, berarti telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya.
(al-hadits).
Di
antara akhir kata-kata yang dipesankan oleh Rasulullah S.A.W yang
diulang tiga kali hingga lisannya terasa sulit berkata dan sangat berat,
adalah: “Peliharalah shalat, peliharalah shalat (mu) dan apa saja yang
ada pada kekuasaanmu. Janganlah kamu membebani mereka dengan perkara
yang mereka tidak mampu menanggungnya. Takutlah kepada Allah, takutlah
kepada Allah dalam urusan isteri-isterimu, sesungguhnya mereka adalah
tawanan yang ada dalam kekuasaanmu. Kamu mengambil mereka dengan amanat
Allah, dan kamu mengambil kehalalan farji mereka dengan firmanfirman
Allah. (al-hadits).
Firman
Allah dalam surat Thaaha ayat 132 :WA MUR AHLAKA BISHOLATI” yang
artinya: “dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat.
Diriwayatkan dari Nabi S.A.W bahwa beliau bersabda, yang artinya: “tidak
ada dosa yang lebih besar yang kelak di hari kiamat dibawa seseorang
menghadap kepada Allah, daripada orang yang membuat keluarganya menjadi
bodoh. ”
Rasulullah
S.A.W bersabda, yang artinya: “Pertama kalli perkara yang
dipertanggungjawabkan kepada seseorang di hari kiamat adalah keluarganya
(yakni isteri) dan anak-anaknya. Mereka berkata, wahai Tuhan kami,
ambillah hak-hak kami (tanggung jawab) kami dari orang ini, karena
sesungguhnya dia tidak mengajarkan kepada kami tentang urusan agama
kami. Ia memberi makan kepada kami berupa makanan dari hasil yang haram,
dan kami tidak mengetahui. Maka orang itu dihantam (disiksa) lantaran
mencari barang yang haram, sehingga terkelupas dagingnya, kemudian
dibawa ke neraka. (alhadits).
|
BAB 7
PASAL 2
HAK-HAK SUAMI ATAS ISTERI
Firman
Allah dalam surat An-Nisaa’ Ayat 34 :Artinya :”Kaum laki-laki itu
adalah pemimpin kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian
mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka
telah menafkahkan sebagian dari harta meraka. Sebab itu maka wanita yang
sholihah adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara(mereka). Wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya(kemaluannya), maka nasihatilah mereka
dan pisahkanlah mereka ditempat tidur dan pukullah mereka. Kemudian jika
mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. ”
Rasululloh
S.A.W bersabda: Artinya :” Sebaik-baik Wanita (Isteri) adalah seorang
wanita yang apabila kamu pandang menyenangkan dirimu, kalau kamu
perintah mentaatimu, kalau kamu pergi ia menjaga harta dan dirimu.
Rasululloh
S.A.W bersabda : “Barang siapa bersabar terhadap perangai isterinya,
maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala yang
diberikan padaa Nabi Ayyub As. Barang siapa bersabar (yakni Isteri)
terhadap perangai suaminya, maka Allah akan memberikan pahala seperti
pahala yang diberikan Allah pada orang yang gugur dalam membela agama
Allah. Barang siapa (isteri) menganiaya suaminya dan memberi beban
pekerjaan yang tidak pantas menjadi bebannya (yakni suami) dan
menyakitkan hatinya, maka para Malaikat juru pemberi Rahmat (Malaikat
Rahmat) dan Malaikat juru siksa (malaikat azab) melaknatinya (yakni
isteri). Barang siapa (isteri) yang bersabar terhadap perbuatan suaminya
yang menyakitkan, maka Allah akan memberinya seperti pahala yang
diberikan Allah pada Asiyah dan Maryam Binti Imran. (Al-hadts).
|
BAB 8
Rasululloh
S.A.W bersabda : “AYYUMAA IMROATIN MAA TAT WAZAUJUHAA ‘ANHAA ROODHIN
DAKHOLATILJANNATA” Artinya: ”Siapa saja kaum wanita (istri) yang mati
sedangkan suaminya meridhoinya, maka kelak ia masuk surga. ”
(Diriwayatkan Tirmizdi Ibnu Majah, Hakim dari Ummu Salamah).
Rasululloh
S.A.W bersabda : “IDZAA SHOLLATILMARATIU KHOMSAHAA WASHOOMAT SYAHROHAA
WAFIDHOT FARJAHAA WA ATHOO’AT ZAUJAHAA QIILA LAHAA UDHULULJANNATA MIN
AYYIABWAABILJANNATISYI, TI. ” Artinya: “Apabila seorang Isteri
menunaikan shalat lima waktunya, berpuasa dibulannya, pandai-pandai
memelihara kemaluannya dan mentaati suaminya, kelak akan dikatakan
kepadanya:”Masuklah ke surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki.
”(Diriwayatkan oleh Ahma)
Tersebut
dalam suatu riwayat ada seorang perempuan datang menghadap Nabi S.A.W
seraya berkata : “Wahai Rasululloh, aku ini utusan dari kaum wanita yang
diminta menghadapmu. Yaitu menanyakan masalah jihad yang hanya
diwajibkan Alloh kepada kaum laki-laki. Kalau merreka terluka
mendapatkan pahala. Kalau mereka terbunuh, mereka bahkan sebagi
orang-orang yang hidup disisi Tuhannya seraya memperoleh rizki.
sedangkan kami dari golongan Wanita ini selalu setia mengikuti dan
membantu mereka menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Namun
demikian kenapa kami tidak memperoleh pahala berjihad seperti yang
diberikan pada mereka Rosulloh S.A.W Bersabda:”SAMPAIKAN KEPADA SIAPA
SAJA KAUM WANITA YANG KAMU JUMPAI BAHWA, MENTATI SUAMI DENGAN MENGAKUI
HA-HAKNYA SESENGGUHNYA TELAH MENYAMAI DENGAN PAHALA BERJIHAD. TETAPI
SEDIKIT SEKALI DIANTARAMU MELAKSANAKAN. ” (Diriwayatkan oleh Al Bazzar
da Thabrani).
|
BAB 9
Dalam
Firman Allah S.W.T Surat An-Nisa’ ayat ke 32 :“LIRRIJAALI NASHIIBUN
MIMMAA IHTASABUU WALINNISAAI NASHIIBUN MIMMAA IKTASABNA”Artinya:”Bagi
orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi
mereka wanita ada bagian dari apa yang mereka usahakan. ”
Yang
dimaksud adalah pahala yang diberikan Allah S.W.T kepada kaum lelaki
karena menunaikan jihad. Sedangkan pahala yang diberikan Allah S.W.T
kepada kaum wanita adalah lantaran mereka memelihara kemaluannya dan
mentaati Allah S.W.T serta mentaati suaminya. Pahala kaum lelaki dan
wanita di akhirat kelak kedudukannya sama. Yang demikian karena,
perbuatan baik itu dilipatgandakan pahalanya hingga sepuluh kali lipat.
Baik hal itu berlaku bagi kaum lelaki maupun wanita. keutamaan kaum
lelaki atas kaum wanita hanyalah sebatas masa di dunia. Demikian menurut
penafsiran Asy Syarbini didalam Tafsirnya.
Iman
Ali RA mengatakan:”Seburuk-buruk sifat kaum lelaki namun sebaik-baik
sifat sifat kaum wanita , penakut. Sebab kaum wanita (Isteri) itu bakhil
maka akan dapat memelihara hartanya dsn hartanya dan suami saja, kalau
isteri (wanita) itu merasa besar maka perasaan besarnya itu akan
mencegah diri nya banyak bicara kepada setiap orang dengan gaya bicara
yang lunak, yang memungkinkan mengundang perhatian. kalau wanita itu
penakut dari segala sesuatu maka ia tidak akan keluar rumah dan merasa
takut ketempat-tempat yang dapat mengundang dugaan lantaran takut kepada
Suaminya. Nabi Dawud As mengatakan :”Isteri yang berakhlak buruk bagi
seorang suami, kalau dimisalkan adalah bagaikan orangtua renta yang
memikul beban berat. Sedang isteri yang sholihah bagi seorang suami
bagaikan mahkota yang dilapisi emas. Manakala suami memandangnya,maka
membuat ketenangan. ”
|
KEDUDUKAN KAUM ISTERI
Hendaknya
suami memberi pengertian kepada isterinya bahwa, sesungguhnya
keberadaan isterinya tidak lebih bagaikan hamba sahaya (budak) dimata
tuannya. Atau bagaikan tawanan yang tidak berdaya karena itu isteri
tidak berhak mempergunakan harta-harta suaminya kecuali memperoleh
izinnya.
Bahkan
menurut pendapat mayoritas Ulama bahwa, seorang isteri tidak boleh
mempergunakan hartanya juga sekalipun harta itu mutlak miliknya sendiri,
kecuali telah mendapat restu suami. Sebab kedudukan Isteri itu seperti
orang yang menanggung hutang banyak yang harus membatasi penggunaan
hartanya.
Selain
itu telah kewajiban bagi kaum isteri supaya memiliki sikap pemalu
terhadap suaminya sepanjang waktu. Tidak banyak membantah perkataan
suami. Merendahkan pandangannya di hadapan suami. Mentaati
perintahperintahnya, dan siap mendengarkan kata-kata yang diucapkan
suaminya. Menyongsong kedatangan suami dan mengantarkannya ketika hendak
keluar rumah. Menampakkan rasa cinta dan bergembira dihadapannya.
Menyerahkan dirinya secara penuh di sisi suaminya ketika di tempat
tidur. Termasuk perkara penting yang perlu mendapat perhatian kaum
isteri adalah, hendaknya selalu memperhatikan kebersihan mulutnya, baik
dengan cara di gosok dalam berbagai waktu, menggunakan misik atau
wewangian lain. Membersihkan pakaian, selalu bersolek di hadapan suami
sebaliknya tidak berhias jika suami sedang pergi.
Al
Ashmu’i menceritakan pengalamannya ketika berjalan-jalan di suatu
dusun. Katanya, suatu hari aku melihat seorang wanita di suatu desa. Ia
berpakaian merah menyala, semua semua kukunya dikenakan pacar dan
tangannya menggenggam tasbih. Al Ashmu’i bergumam : Alangkah indahnya
wanita itu, hampir tidak ada ke keindahan yang melebihinya.
Setelah
mengetahui sapaanku, ia bersair : Demi Allah sesungguhnya aku mempunyai
seorang kawan yang akrab yang tidak dapat kutinggalkan sewaktu-waktu
aku bercengkerama bersama dirimu Al Ashmu’i melanjutkan, sekarang aku
tahu bahwa, wanita itu ternyata seorang isteri yang solehah. Ia
mempunyai suami dimana ia selalu berhias untuk menyenangkan dirinya.
Selanjutnya, seorang isteri hendaknya menjauhkan diri dari sikap
berkhianat terhadap suami. Baik berkhianat ketika ditinggal suami, saat
di tempat tidur atau berkhianat pada hartanya.
“LAA
YAHILLU LAHAA AN TUTH’IMA MIN BAITIHI ILLAA BIIDZNIHI ILLAA ARROTHBA
MINATHTHO’AAMI ALLADZII YAKHOOPU FASAADUHU FAIN ATH’AMAT ‘AN RIDHOOHU
KAANA LAHAA MITSLA AJRIHI WAIN ATH’AMAT BIGHOIRI IDZNIHI KAANA LAHULAJRU
WA’ALAIHALWIZRU. ” (AL-HADITS) Artinya:”Tidak dihalalkan bagi seorang
isteri memberikan makanan dari rumah suaminya kecuali mendapat izinnya.
Kecuali berupa makanan basah (yang kadar airnya tinggi)yang
dikhawatirkan busuk. Kalau seorang isteri memberi makanan tanpa
memperoleh izin suaminya, maka suaminya yang mendapat pahala dan ia
sendiri mendapat dosa. (al-hadits).
Seorang
isteri juga harus menghormati keluarga suaminya, kerabatkerabatnya
kendati hanya dengan ucapan. Hendaknya isteri dapat menempatkan dirinya
dalam memandang perkara yang sedikit yang dimiliki suami sebagai perkara
yang banyak. Tidak menolak jika diajak tidur bersama, kendati saat itu
ia sedang berkendaraan.
BAB 10
Ibnu
Abas mengatakan, Aku mendengar Rasululloh S.A.W bersabda :“LAU ANNA
IMROATAN JA’ALAT LAILAHAA QIIYAAMAN WANAHAAROHAA SHIYAAMAN WA’AAHAA
ZAUJUHAA ILAA FIROOSYIHI WA TAAKHKHOROT ‘ANHU SAA’ATAN WAAHIDATAN JAAAT
YAUMALQIAMATI TUSHABU BISSALAASILI WALAGHLAALI MA’ASYSYAYAATHIINI ILAA
ASFALI SAAFILIINA” (AL-HADITS)
Seandainya
seorang istri menjadikan seluruh waktu malamnya untuk beribadah dan
siangnya selalu berpuasa, sementara suaminya mengajak dia tidur bersama
(yakni bersetubuh) tetapi ia terlambat sebentar saja memenuhi panggilan
(ajakannya), maka kelak di hari kiamat ia datang dalam keadaan terantai
dan terbelenggu, serta ia dikumpulkan bersama syetan ditempat neraka
yang paling bawah. (al-hadist)
Perlu
sekali diketahui, hendaknya seseorang apabila hendak bersetubuh
menjauhkan diri dari pandangan orang lain. karena termasuk diharamkan
bersetubuh dilihat orang lain. termasuk dalam kategori ini adalah
persetubuhan yang dilakukan ditempat terbuka, tidak tertutup dari
pandangan orang lain.
Disunnahkan
bagi orang yang hendak bersetubuh memulai dengan membaca Bismillahir
rahmaanir rahiim, dilanjutkan membaca surat AL Ikhlas, kemudian
bertakbir dan bertahlil (yakni membaca ALLOHU Akbar dan Laa ilaahaa
illalloh). dilanjutkan membaca : “BISMILLAHIL ‘ALIIYIL ‘ADHIMI ALLOHUMMA
IJ”AL ANNUTHFATA DZURRIYYATAN THOYYIBATAN IN KUNTA QODARTA AN TUKHRIJA
DZAALIKA MIN SHULBII. ”
Artinya
; “Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Wahai Allah,
jadikanlah sperma ini menjadi keturunan yang bagus kalau kehendaki
keluar dari tulang rusukku. ”
Rasululloh
S.A.W mengajarkan : “LAU ANNA AHADAKUM INNA ATAA AHLAHU QOOLA:
ALLOHUMMA JANNIBNISYSYAITHOONA WA JANNIBISYSYAITHOONA MAA ROJAQTANAA. ”
(AL-HADIST) Artinya; “Jika seorang diantara kamu bermaksud menyetubuhi
istrinya , bacalah :
“ALLOHUMMA
JANNIBNISYSYAITHOONA WA JANNIBISYSYAITHOONA MAA ROJAQTANAA(WAHAI ALLOH
JAUHKANLAH AKU DARI SYAITAN DAN JAUHKANLAH SYAITAN DARI SUATU RIZQI YANG
ENGKAU BERIKAN KEPADA KAMI ). KARENA JIKA DALAM WAKTUPERSETUBUHAN ITU
MENGHASILKAN ANAK, MAKA SYETAN TIDAK AKAN MEMBAHAYAKANNYA.
Apabila
telah mendekati ejekulasi dan maka hendaknya membaca do’a dalam hati
yaitu “ALHAMDULILLAHILLADZII KHOLAQO MINALMAAI BASYARON FAJA’ALAHU
NASABAN WASHIHRON WAKAANA ROBBUKA QODIIRON “. artinya segala puji bagi
Allah dzat yang telah menciptakan manusia dari setetes air (sperma) lalu
dia menjadikan dari setetes air itu keturunan dan keluarga. dan adalah
Tuhanmu Maha Kuasa.
Sewaktu
bersetubuh hendaknya menghindari menghadap ke arah kiblat. Hal itu
semata untuk menghormati kiblat hendaknya dalam oersetubuhan antara
laki-laki dan wanita di tutup dengan selimut. hendaknya seorang istri
jangan berpuasa (sunnah) selain telah memperoleh ijin suaminya. kalaupun
tetap berpuasa tanpa mendapatkan ijinnya maka puasanya tidak di terima,
kendati ia lapar dan dahaga saja. seorang istri hendaknya pula jangan
pula keluar rumah kecuali memperoleh ijin suami. kalau terpaksa keluar
rumah tanpa memperoleh ijinnya maka para malaikat yang ada dilangit
melaknatinya, demikian pula para malaikat yang bertugas di bumi,
malaikat rahmat dan malaikat juru siksa. hal itu terus berlangsung
hingga dirinya bertaubat atau kembali kerumahnya. bahaya itu akan
berlaku menimpa dirinya sekalipun suaminya seorang yang aniaya.
|
BAB 11
HIKAYAT
Abdullah
alwasiti bercerita bahwa pernah di arafah aku melihat seorang perempuan
ia berkata, “barang siapa mendapat petunjuk Allah maka takkan ada yang
dapat menyesatkanya, Barang siapa di sesatkan Allah maka tidak ada orang
yang akan menunjukanya “.
Tahulah
aku bahwa wanita itu seorang tersesat jalan. aku bertanya. ”wahai
perempuan dari mana asalmu?” ia menjawab “maha suci Allah Dzat yang
telah meng Isra’ kan hambanya pada suatu malam dari masjidil haram ke
masjidil aqsho “.
Tahulah
aku bahwa perempuan itu berasal dari muqodas. aku bertanya :”untuk
keperluan apa kedatanganmu kemari?” ia menjawab:”diwajibkan oleh Allah
atas manusia menunaikan haji bagi orang yang mampu menempuh
perjalananya”. aku bertanya:”kau punya suami?” ia menjawab:”janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan dengan masalah
ltu!”. ”apa kau bersedia naik unta ?” tanyaku. ia menjawab:”perkara apa
saja dari kebaikan yang kamu kerjakan maka Allah mengetahuinya”.
Manakala perempuan itu hendak menaiki kuda, ia berkata :”katakanlah
kepada orang-orang yang beriman agar menundukKan pandangan mereka! “.
Maka
akupun berpaling dari memandanginya. setelah berada di punggung
kendaraan kembali aku bertanya :”siapa namamu?” dan “ceritakanlah kisah
mariam didalam Al Qur’an ?” jawabnya. “kau punya anak?” ia menjawab
:”berwasiatlah ibrahim dengan milat itu kepada anak-anaknya dan Yaqub “.
Akupun
mengerti bahwa ia mempunyai beberapa anak. aku melanjutkan pertanyaan :
”siapa nama mereka ?”ia menjawab:”dan Allah berfirman kepada Musa
dengan firman-firman-Nya. dan Allah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih
(pilihan). Hai Dawud, sesungguhnya kami menjadikan kamu kholifah di muka
bumi”. (jadi nama anak-anak mereka adalah Musa, Ibrahim, dan dawud).
Aku
bertanya :”ke daerah mana aku dapat menjumpai mereka ?” ia menjawab :”
dan beberapa tanda, dengan bintang mereka di beri petunjuk jalan “.
akupun mengerti bahwa perempuan itu termasuk salah seorang yang ada
dalam rombongan pengendara unta.Aku melanjutkan :”mariam beberapa hari
ini kau belum makan apa-apa?” ia menjawab : ” sesungguhnya aku bernadzar
kepada Tuhan Arrahman untuk berpuasa.
Manakala
aku telah sampai ketempat anak-anaknya dan mereka melihat ibundanya
mereka menangis seketika, perempuan itu berkata:” salah seorang di
antara kamu pergilah kekota dengan membawa uang untuk berbelanja “.Aku
bertanya kepada anak-anaknya tentang ibundanya itu. mereka menjawab
“sesungguhnya dia sudah tiga hari ini tersesat jalan. ia bernadzar tidak
akan berbicara apa-apa kecuali menggunakan bahasa Al Qur’an”. setelah
itu aku bertanya kepada mereka, begitu melihat bahwa mereka menangis
semua.
mereka
menjawab:”sesungguhnya ia dalam keadaan nadzar”.Maka akupun buru-buru
masuk menjumpainya dan bertanya kepadanya mengenei keadaan yang di
alami. perempuan itu menjawab:”dan sakaratul maut datang dengan nyata “.
Setelah
kematiannya malamnya aku bermimpi bertemu dengan perempuan itu. aku
bertanya:”dimana kamu sekarang?” ia menjawab :”sesungguhnya orang-orang
yang bertaqwa di tempatkan dalam surga dan sungai-sungai, di tempat yang
di senangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa “.
Diriwayatkan
dari Rosulullah S.A.W bahwa beliau bersabda :”sesungguhnya istri yang
mentaati suaminya di mohonkan ampunan oleh burung-burung yang terbang
diudara, ikan-ikan yang ada di air dan para Malaikat yang ada di langit,
selagi istri itu berada dalam keridloan suaminya “. (Al-hadits )
|
BAB 12
HIKAYAT
Di
baghdad ada seorang laki laki menikah dengan anak puteri pamannya
sendiri. Dalam pernikahan itu ia berjanji tidak akan menikah lagi dengan
wanita lain. Suatu hari ada seorang perempuan datang (belanja) ke
tokonya. Ia meminta lelaki itu untuk menikahi dirinya. Lelaki itupun
bercerita apa adanya, bahwa dia telah mengikat janji dengan istrinya
(anak pamannya)untuk tidak akan kawin lagi dengan wanita lain.Tetapi
perempuan itu terus mendesak dirinya, hingga dirinya rela sekalipun
hanya di gilir pada hari jum’at. Lelaki itupun menikahinya.
Masa
itu telah berlalu, hingga sampai memasuki kedelapan bulan dalam
pernikahannya dengan wanita lain, isterinya mulai curiga. Ia tidak
menyukai tingkah suaminya yang mulai tidak beres. Ia memerintahkan
pembantunya supaya menyelidiki suaminya.
Menjelang
hari jum’at, suaminya keluar, isterinya meminta pembantunya untuk
mengawasi dari jauh, ke mana tujuannya. Ternyata ia masuk kerumah
seorang perempuan. Pembantu tadi terus malakukan penyelidikan Ia
bertanya kepada salah seorang tetangga perempuan itu. Jawabnya, bahwa
lelaki itu telah menikahinya beberapa bulan yang lalu. Tuan puterinya di
beritahu bahwa, suaminya telah menikah lagi dengan perempuan lain. Ia
berkata:”Kamu jangan menyebarkan rahasia ini kepada siapapun”.
Manakala
lelaki itu telah mati (yakni suami dari isteri anak pamannya) Ia
mengutus pembantunya supaya mengantarkan uang sebanyak 500 dinar kepada
isterinya yang kedua. ”Pergilah kerumahnya dan katakan kepadanya
:”Semoga Allah menambah pahalamu menjadi lebih besar. Sesungguhnya
suamimu telah mati. Ia meninggalkan uang sebanyak 8000 dinar. Yang tujuh
ribu dinar diberikan kepada anaknya. Yang 1000 dinar lagi dibagi dua
antara aku dan kamu. ”
Ketika
isteri mudanya mendapat penjelasan itu, ia menolak pemberian uang dari
isteri tua. Ia berkata kepada pembantunya:”Kembalikan uang itu padanya.
Aku tidak akan mengambil maskawin daripadanya, dan aku tidak ingin
mengambil tinggalan apapun dari padanya. ”
Tersebut
dalam riwayat, kelanjutan hadits diatas : “AYYUMAMRA-ATIN ‘ASHOT
ZAUJAHAA FA’ALAIHAA LA’NATULLAAHI WAL MALAAIKAATIWANNAASI AJMA’IINA”.
(al hadits) “Mana saja isteri yang berbuat durhaka kepada suaminya, maka
ia memperoleh laknat Allah, para malaikat, dan semua manusia”.
Imam
Ali bin abu thalib berkata : ”Aku mendengar Rasulullah bersabda :
”Seandainya seorang isteri membawa makanan yang di goreng dan yang di
rebus di kedua tangannya lalu, diletakkan (disiapkan)untuk suaminya,
tetapi suaminya tidak meridhoinya, maka dihari kiamat kelak isteri itu
akan di kumpulkan bersama golongan Yahudi dan Nashrani. (al hadits)
Abdullah bin mas’ud mengatakan bahwa, aku mendengar Rasulullah
bersabda
: “AYYUMAA IMRA-ATIN DA’AAHAA ZAUJUHAA ILAA FIRAASYIHI FAS.A.WWAFAT
BIHI hATTA YANAAMA FAHIYA MAL’UUNAH”. (al hadits) “Mana saja isteri yang
di ajak suaminya bersetubuh, lalu ia mengulur ngulur waktu hingga
suaminya tertidur, maka ia terlaknat”.
Dalam
kelanjutan hadits di katakan: ”Mana saja isteri yang bermuka masam di
depan wajah suaminya maka ia berada dalam kemurkaan Allah hingga ia
tersenyum kembali dan berusaha meminta keridhoannya. Dan mana saja
isteri yang keluar rumahnya tanpa mendapat restu suaminya maka ia
dilaknati para malaikat hingga kembali”.
Abdurrahman
bin ‘auf mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah bersabda:
“AYYUMAMRA-ATIN ‘ABASAT FII WAJHI ZAUJIHAA ILLAA QAAMAT MIN
QABRIHAAMUSWADDATALWAJHI”. (al hadits) “Mana saja isteri yang bermuka
masam di depan suaminya, kelak ia di bangkitkan dari kuburnya dalam
keadaan berwajah hitam”.
Dari
‘usman bin ‘affan Ra berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda : “MAA
KHARAJAT IMRA-ATUMMINBAITI ZAUJIHAA BI GHAIRI IDZNIHI ILLAA LA’ANAHAA
KULLU SYAI-IN THALA’AT ‘ALAIHISYSYAMSU HATTAL HIITAANI FIL BAHRI. ”
“Tidaklah seorang isteri keluar dari rumah suaminya tanpa mendapat
restunya, kecuali dilaknati oleh segala sesuatu yang tersiram matahari,
hingga termasuk ikan ikan yang ada dilaut”. (al hadits)
|
BAB 13
Ummul
mu’minin ‘aisyah ra berkata : “YAA MA’SYARANNISAA LAU TA’LAMNA BI HAQQI
AZWAAJIKUNNA ‘ALAIKUNNALAJA’ALATILMARATU MINKUNNA TAMSAhULGHUBAARA ‘AN
QADAMA ZAUJIHAA BUhURRI WAJHIHAA”(al hadits) “ Wahai kaum wanita,
seandainya kamu akan mengetahui hak-hak suamimu atas dirimu, niscaya
kamu akan bersedia membersihkan debu ditelapak kaki suaminya dengan
sebagian wajahnya”.
Tersebut
dalam riwayat Al Bazzar dari ‘aisyah ra bahwa beliau berkata : “Aku
bertanya kepada rosulullah S.A.W “Siapa orang yang paling besar
hakhaknya atas wanita?. Beliau menjawab:”Suaminya”. Aku
melanjutkan:”siapa orang yang paling besar hak-haknya atas seorang laki
laki?”. Beliau menjawab”Ibunya”.
Rasullullah
S.A.W bersabda :”Ada tiga macam orang yang mana Allah tidak berkenan
menerima sholatnya, kebajikannya tidak dibawa naik kelangit.Yaitu :
1) Budak yang lari dari tuannya hingga kembali,
2) Isteri yang di marahi suaminya hingga mendapat ridhonya ;
3) Pemabuk hingga sadar (dari mabuknya). Riwayat Ibnu huzaimah, ibnu hibban dan al baihaqqi dari jabir.
Rasulullah
bersabda ketika mengingatkan kaum wanita (isteri):”IDZAA QAALATIL
MAR-ATU LIZAUJIHA MAA RA-AITU MINKA KHAIRUNQATHTHU FAQAD hABITHA
‘AMALUHA””. “Apabila seorang istri berkata pada suaminya :”Sama sekali
aku tidak pernah melihat kamu berbuat baik”. Maka benar benar telah
terhapuslah amalnya”. (riwayat ibnu adi dan ibnu ‘asakir dan ‘aisyah)
Thalhah
bin ubaidillah ra mengatakan bahwa, aku mendengar Rasulullahbersabda :
“AYYUMAMRA-ATIN QAALAT LIZAUJIHAA MAA RA AITU MINKA KHAIRAN QUTHTHA
ILLAA AYASAHALLAAHU TA’AALAA MIRRAhMATIHI YAUMALQIYAAMATI” “Mana saja
perempuan (isteri) yang berkata pada suaminya : Sama sekali aku belum
pernah melihat engkau berbuat baik”, Kecuali Allah memutuskan rahmat
baginya kelak di hari kiamat”. (al hadits)
Rasulullah
bersabda : ”Mana saja istri yang menuntut cerai suaminya tanpa ada
perkara yang memperbolehkannya sama sekali (yakni alasan yang jelas),
maka haram baginya menikmati bau harumnya sorga (yakni terhalang
penciumannya pada bau sorga). (diriwayatkan oleh Ahmad, abu daud, At
turmudzi, Ibnu Mahaj, Ibnu Hibban, Al hakim dari tsauban).
Abu
bakar As sidiq Ra mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W
bersabda:”Apabila seorang istri berkata pada suaminya :”Ceraikanlah aku
“, Maka kelak dihari kiamat ia datang dengan membawa wajah tanpa
terbalut daging, sementara lidahnya menjulur keluar dari langit langit
mulut dan ia turun menuju tengah-tengah jurangnya neraka, kendati ia
selalu berpuasa dan beribadah di waktu malamnya”.
Rasulullah
S.A.W bersabda:”INNALLAAHA LAA YANDZURU ILAA IMRAATIN LAA TASYKURU
ZAUJAHAA.”. “Sesungguhnya Allah tak mau memperhatikan seseorang istri
yang tidak mau bersyukur kepada suaminya”. (al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda :”LAA YANDZURULLAAHU TABAARAKA WATA’AALAA ILAA IMRA-ATIN
LAA TASYKUR LIZAUJIHAA WAHIYA LAA TSTAGHNII ‘ANHU”. “Allah tidak mau
memperhatikan seseorang istri yang menolak bersyukur kepada suaminya,
padahal ia tetap membutuhkan suaminya”.
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W bersabda
“Seandainya seorang istri mempunyai Kekayaan seperti yang dikuasai
Sulaiman bin daud, dan suaminya ikut makan hartanya Itu, kemudian
istrinya berkata kepadanya:”Mana harta milikmu !!”, kecuali Allah akan
menghapus amalnya (amal istri) selama empat puluh tahun”.
Usman
bin ‘affan berkata, aku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda:”Seandainya
seorang istri mempunyai sejumlah harta kekayaan sebanyak isi dunia dan
memberikan Semua kekayaan itu pada suaminya, dan setelah berlalu
beberapa Saat lalu di ungkit-ungkitnya, kecuali Allah akan menghapus
semua amalnya dan akan mengumpulkannya bersama dengan Qorun”.
|
BAB 14
PERTANYAAN PERTAMA PADA SUAMI DAN ISTRI
Rasulullah
bersabda :”AWWALU MAA TUS-ALUL MAR-ATU YAUMAL QIYAAMATI ‘ANSHOLAATIHAA
WA’AN BA’LIHAA” (al hadits) “Pertama kali yang di pertanyakan kepada
seorang isteri pada hari kiamat adalah tentang sholatnya dan suaminya”.
Rasulullah
bersabda:”Permulaan yang di perhitungkan dari seseorang lelaki (suami)
adalah mengenai shalatnya, kemudian tentang istrinya dan perkaraperkara
yang di kuasainya. Jika pergaulannya bersama mereka baik dan lelaki itu
berlaku baik kepada semuanya, maka Allah berbuat bagus kepadanya. Dan
permulaan perkara yang di perhitungkan (yakni dihisab)bagi perempuan
adalah tentang shalatnya kemudian tentang hak-hak suaminya. (al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda kepada istrinya:”Dimana engkau mempunyai kewajiban
kepada suamimu?. Istri beliau menjawab : Aku tidak akan berbuat lalai
dalam melayaninya, kecuali terhadap hal-hal yang kurasa atidak mampu
kulakukan. Rasulullah S.A.W pun melanjutkan :”Bagaimanapun kamu bergaul
bersamanya maka sesungguhnya suamimu adalah sorga dan nerakamu”. (al
hadits).
Tersebut
dalam riwayat, bahwa Nabi S.A.W bersabda:”Ada empat macam wanita yang
masuk sorga dan empat macam wanita yang lain masuk neraka. Diantaranya
empat macam wanita yang masuk sorga adalah, istri yang memelihara
kesucian (kehormatan dirinya ), menaati perintah Allah dan menaati
suaminya, banyak anaknya, penyabar, mudah menerima pemberian sedikit
bersama suaminya, mempunyai rasa malu. Kalau suaminya tidak ada ditempat
(sedang pergi) ia memelihara dirinya dan harta suaminya. Kalau suaminya
sedang di rumah ia mengekang lisannya.
Yang
lain adalah isteri yang ditinggal mati suaminya, ia mempunyai anak
banyak tetapi ia menahan diri untuk kepentingan anak-anaknya, memelihara
mereka berlaku baik pada mereka dan tidak menikah lagi karena khawatir
jika menyia-nyiakan anak-anaknya itu.
Adapun
empat wanita yang lain yang di tetapkan masuk neraka adalah, istri yang
berlisan buruk pada suaminya, kalau suaminya sedang pergi ia tidak
menjaga kehormatan dirinya, kalau suaminya berada dirumah lisannya terus
mencerca dengan kata-kata yang buruk, dan isteri yang membebani
suaminya dengan beban yang tidak sanggup dipikulnya, dan isteri yang
tidak menutup dirinya dari lelaki lain bahkan ia keluar rumah dengan
dandanan yang berlebihan, dan isteri yang tidak mempunyai aktivitas lain
kecuali makan, minum, tidur dan tidak mempunyai kecintaan untuk
melaksanakan sholat, tidak menaati Allah dan rasulNYA dan tidak berusaha
menaati suaminya. Isteri yang bersikap seperti itu adalah istri yang
terlaknat, termasuk ahli neraka, kecuali jika segera bertaubat. (al
hadits)
Kata
Sa’ad bin waqash, aku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda:”Sesungguhnya
seorang istri jika tidak membesarkan hati suaminya sewaktu mengalami
kesempitannya, maka Allah akan melaknatnya dan begitu pula para malaikat
semuanya ikut melaknat dirinya. (al hadits) Salman Al farissi
mengatakan bahwa aku mendengar Rasulullah S.A.W
bersabda:”MAA
NADZARATIMRA-ATUN ILAA GHAIRI ZAUJIHAA BISYAHWATIN ILLAA SUMMIRAT
‘AINAHAA YAUMANLQIYAAMATI. (al hadits)“Tidaklah seoarang istri yang
memperhatikan lelaki yang bukan suaminya di sertai syahwat, kecuali
kedua matanya kelak di hari kiamat akan di butakan”.
Abu
ayyub Al anshari mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W
bersabda : ”Dilangit dunia, Allah menciptakan (menempatkan tujuh puluh
ribu malaikat, d imana mereka melaknati setiap isteri yang menghianati
suaminya dalam penggunaan hartanya. Di hari kiamat kelak mereka
dikumpulkan bersama para tukang sihir, para dukun, kendati sepanjang
hidupnya dihabiskan untuk melayani suaminya”. (al hadits)
Kata
mu’awiyah, sesungguhnya aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W besabda:
”AYYUMAA IMRA-ATIN AKHADZAT MIN MAALIN ZAUJIHAA BIGHAIRI IDZNIHI ILLA
KAANA ‘ALAIHAA WIZRUU SAB’IINA ALFA SAARIQ”. “Mana saja seorang isteri
yang mengambil harta suaminya, tanpa seizinnya kecuali dirinya mendapat
tujuh puluh dosanya pencuri”. (al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda:”Allah mengharamkan setiap orang msuk sorga sebelum aku,
hanya saja melihat dari sebelah kananku seorang perempuan yang
mendahului aku menuju pintu sorga. Aku bertanya “Bagaimana perempuan ini
mendahuluiku? Dijawab:”Hai Muhammad, dia adalah perempuan yang bagus.
Ia mempunyai anak-anak yatim tetapi ia bersabar merawat mereka hingga
mencapai usia beligh. Lalu dia bersyukur kepada Allah terhadap semua
itu”. (al hadits)
|
BAB 15
Umar
bin khatab mengatakan, bahwa Rasulullah S.A.W bersabda : ”AYYUMAA
IMRA-ATIN RAFA’AT SHAUTAHAA ‘ALAA ZAUJIHAA ILLAA LA’ANAHAA KULLU SYAI-IN
THALA’AT ‘ALAIHI SYAMSU “. (AL HADITS) “Mana saja isteri yang
memperkeraskan suaranya kepada suaminya kecuali dilaknat oleh segala
sesuatu yang tersinar oleh sinar mentari. (al hadits)
Abu
dzar mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W bersabda :
”Sesungguhnya kalaupun seseorang isteri beribadah seperti ibadahnya para
malaikat dan manusia yang ahli ibadah. Kemudian ia membuat keprihatinan
kepada suaminya karena masalah nafkah, kecuali pada hari kiamat ia
dating sementara tangannya terbelenggu pada leher dan kakinya terikat,
mulutnya dirobek, wajahnya pucat dan dirinya digantung oleh malaikat
yang sangat keras seraya diseret menuju neraka”. (al hadits)
Salman
Al farisi mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:
”Mana saja isteri yang bersolek dan mengenakan wewangian, keluar rumah
tanpa mendapat izin dari suaminya, maka sesungguhnya dia berjalan dalam
kemurkaan Allah dan kebencianNYA hingga kembali”. (al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda:”AYYUMAMRA-ATIN NAZA’AT TSIYAABAHAA FII GHAIRI BAITIHAA
KHARAQALLAAHU ‘AZZA WAJALLA ‘ANHAA SITRAHU”(rawahu ahmad dan thabrani
dan hakim dan baihaqi) “Mana saja isteri yang menukar pakaiannya dilain
rumah dengan maksud sengaja di buka supaya terlihat lelaki lain, maka
Allah pasti merobek penutupnya (yakni Allah tidak akan menutupi dosanya )
. (dari ahmad thabrani al-hakim dan al baihaqi)
Tersebut
dalam riwayat Al hakim bahwa, ada salah seorang perempuan bertanya
kepada Nabi S.A.W, katanya:”Sesungguhnya putra pamanku bermaksud melamar
aku, karena itu jelaskan kepadaku apa saja hak-hak suamiatas istrinya.
Jika hak-hak itu sanggup aku jalani niscaya aku siap menikah.
Rasulullah
S.A.W menjawab:”Diantara hak-hak suami adalah seandainya dari hidungnya
mengalir darah atau nanah, maka istrinya menjilatinya maka yang
demikian itu belum cukup menunaikan hak-haknya. Seandainya diperbolehkan
seseorang bersujud kepada orang lain, tentu aku perintahkan seorang
istri supaya bersujud kepada suaminya”. Wanita itu berkata: “Demi dzat
yang mengutusmu dengan hak, selama di dunia aku tak akan menikah”.
Tersebut
dalam riwayat diberitakan oleh Aisyah Ra bahwa, ada seorang perempuan
datang menghadap Nabi S.A.W seraya berkata:”Hai Rasulullah, aku ini
seorang wanita yang masih muda. Baru-baru ini aku sedang dilamar
seseorang tapi aku belum suka menikah, sebenarnya apa sajakah hak-hak
suami atas istrinya itu? ”Rasulullah S.A.W mwnjawab:”Sekiranya mulai
dari muka hingga sampai kakinya dipenuhi oleh penyakit bernanah, lalu
istrinya menjilati seluruhnya, maka yang demikian itu belum terbilang
memenuhi rasa syukur terhadap suami”. Perempuan muda itu berkata:”Kalau
begitu pantaskah aku menikah?”. Rasulullah S.A.W berkata:”Sebaiknya
menikahlah karena menikah itu baik”.
Tersebut
dalam riwayat At thabrani:”Sesungguhnya seorang istri terhitung belum
memenuhi hak-hak Allah ta’ala sehingga dia memenuhi hak-hak suaminya
keseluruhan. Seandainya suaminya meminta dirinya sementara ia masih
berada diatas punggung onta, maka ia tidak boleh menolak suaminya atas
dirinya”. (yang di maksud meminta dirinya adalah meminta untuk melayani
seksual suaminya). (Al hadits)
Ibnu
Abbas Ra mengatakan, ada seorang perempuan dari kats’am menghadap
Rasulullah S.A.W, katanya:”Aku ini seoarang perempuan yang masih
sendirian, aku bermaksud menikah. Sesungguhnya apa sajakah hakhak suami
itu? Beliau menjawab:”Apabila suami menghendaki istrinya seraya terus
menggoda, sementara waktu itu istrinya masih diatas punggung unta, maka
ia tidak boleh menolaknya.
Diantara
hak suami adalah hendaknya istri jangan memberikan sesuatu apapun dari
rumahnya kecuali mendapat izin dari suaminya. Kalau ia tetap melakukan
perbuatan itu, maka ia berdosa dan pahalanya diberikan kepada suaminya.
Diantara hak suami yang lain adalah hendaknya istri jangan berpuasa
sunnah kecuali mendapat izin dari suaminya, kalau ia tetap berpuasa maka
hanya mendapat rasa lapar dan dahaga, puasanya tidak diterima. Kalau
istrinya memaksa keluar rumah tanpa memperoleh izin dari suaminya maka
ia dilaknati para malaikat, hingga kembali dan bertaubat”. (Al hadits)
Ali
Ra mengatakan, aku berkunjung kepada Nabi S.A.W bersama Fatimah Ra.
Sampai dirumah beliau, kujumpai sedang menangis terisak isak, Aku
bertanya: ”Bapak dan Ibuku menjadi tebusan atas kesedihanmu, wahai
Rasulullah, apa sebenarnya yang menyebabkan engkau menangis seperti
itu?”. Rasulullah menjawab: ”Hai Ali pada malam ketika aku di isra’kan
kelangit, kulihat berbagai macam kaum wanita dari umatku di siksa
dineraka dengan berbagai macam siksaan, Melihat hal itu aku menangis
lantaran beratnnya siksaan yang di timpakan kepada mereka. Aku melihat
ada wanita yang digantung dengan rambutnya dimana otaknya mendidih.
Aku
melihat lagi wanita yang di gantung dengan lidahnya, sementara yang
mendidih dituangkan ke tenggorokannya. Aku juga melihat wanita yang
kedua kakinya dipasung hingga susu dan kedua tangannya terbelenggu pada
ubun-ubunnya. Sementara Allah memerintah ular dan kalajenging untuk
menyiksanya. Aku juga melihat wanita yang digantung dengan kedua
susunya. Aku melihat pula wanita berkepala babi dan berbadan keledai, ia
mengalami beribu-ribu siksaan.
Aku
melihat wanita yang berbentuk(berupa) anjing, sementara api neraka
membakar dirinya masuk melalui lubang mulutnya dan keluar melalui
duburnya, sementara para malaikat memukulimya dengan godam yang panas.
Mendengar
semua itu Fatimah Az Zahra bangkit seraya berkata: ”Wahai Kekasihku dan
permata hatiku, sesungguhnya perbuatan apakah yang pernah dilakukan
mereka, hingga mengalami siksaan seperti itu?”. Rasulullah menjawab:
”Wahai putriku perempuan yang digantung menggunakan rambutnya sendiri
adalah disebabkan ia tidak menutup
rambutnya
dari pandangan lelaki lain. Perempuan yang di gantung menggunakan
lidahnya disebabkan ia suka menyakiti hati suaminya. Perempuan yang
digantung menggunakan kedua susunya disebabkan ia mengotori tempat tidur
suaminya (dia bersetubuh dengan lelaki lain). Perempuan yang dipasung
kedua kakinya pada kedua susu dan kedua tangannya dirantai
keubun-ubunnya, sementara Allah memerintah ular dan kalajengking untuk
menyiksanya, disebabkan dia tidak mandi jinabat, tidak mandi setelah
haid danmeremehkan sholat. Perempuan yang berkepala babi dan berbadan
keledai sesungguhnya perempuan itu suka mengadu-adu lagi pendusta.
Adapun
perempuan yang berbentuk anjing sementara api membakar dirinya masuk
melalui mulut dan keluar melalui duburnya, sesungguhnya disebabkan dia
perempuan yang suka mengungkit ungkit (pemberian kepada suaminya)lagi
berhati dengki. Wahai putriku, celaka sekali istri yang bermaksiat
(durhaka) kepada suaminya”. (Al hadits)
Singkatnya
bahwa kedudukan suami bagi istrinya Jika dimisalkan seperti kedudukan
orang tua atas anak-anaknya, Sebab ketaatan anak terhadap orang tuanya
dan usaha anak mencari keridhaan orang tuanya termasuk wajib. Sebaliknya
kewajiban itu tidak berlaku bagi suami.
|
BAB 16
PERKARA PENTING
Tersebut
dalam riwayat dari Abu Hurairah Ra, katanya, suatu hari Rasulullah
S.A.W menjenguk putrinya, Fathimah-. Sampai di rumahnya, Rasulullah
melihat putrinya sedang menggiling tepung sambil menangis. Rasulullah
bertanya:”Kenapa menangis, Fathimah. Mudah mudahan Allah tidak membuat
matamu menangis lagi”. Fathimah menjawab:”Bapak, aku menangis hanya
karena batu penggiling ini, dan lagi aku hanya menangisi kesibukanku
dirumah yang datang silih berganti”. Rasulullah kemudian mengambil
tempat duduk disisinya. Fathimah berkata:”Bapak demi kemulyaanmu,
mintakanlah kepada Alli supaya membelikan seorang budak untuk membantu
pekerjaan pekerjaanku membuat tepung dan menyelesaikan pekerjaan rumah”.
Manakala
Rasulullah S.A.W selesai mendengar perkataan putrinya, beliau bangkit
dari duduknya dan berjalan menuju tempat penggilingan. Beliau memungut
segenggam biji-bijian gandum dimasukkan kepenggilingan. Dan mebaca
“BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIIMI” Maka berputarlah alat penggilingan itu
karena izin Allah. Beliau terus memasukkan biji-bijian itu sementara
alat penggiling tiu terus berputar dengan sendirinya, seraya memuji
Allah dengan bahasa yang tidak di pahami manusia. Hal itu terus
berajalan hingga biji-bijian itu habis.
Rasululah
S.A.W bersabda kepada alat penggilingan itu: ”Berhentilah dengan ijin
Allah”. Seketika alat itu berhenti. Ia berkata seraya mengutip ayat Al
Qur’an: ”HAi orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargam
dari api neraka, Yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya
adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras yang tidak pernah
mendurhakai Allah terhadap yang diperintahkanNYA, dan mereka selalu
mengerjakan segala apa yang diperintah”. (Qs At Tahrim 6)
Merasa
takut jika menjadi batu kelak akan masuk neraka, demikian tiba tiba
batu itu berbicara dengan ijin Allah. Ia berbicara menggunakan bahasa
Arab yang fasih. Selanjutnya batu itu Berkata:”Wahai Rasulullah, demi
dzat yang mengutusmu dengan hak menjadi Nabi dan rasul, seandainya
engkau perintahkan aku untuk menggiling biji-bijian yang ada diseluruh
jagat Timur dan Barat, niscayaakan kugiling seluruhnya’. Dan aku
mendengar pula bahwa Nabi S.A.W bersabda:”Hai batu, bergembiralah kamu
sesungguhnya kamu termasuk batu yang kelak di gunakan untuk membangun
gedung Fathimah disorga”. Seketika itu batu penggiling itu sangat
bahagia dan berhenti.
Nabi
S.A.W bersabda kepada putrinya, Fathimah : ”Kalau Allah berkehendak,
hai Fathimah, niscaya batu penggiling itu akan bergerak dengan
sendirinya untukmu. Tetapi Allah berkehendak mencatat kebaikan-kebaikan
untuk dirimu dan menghapus keburukan-keburukanmu serta mengangkat
derajatmu. Hai Fathimah mana saja seoarang istri yang membuatkan tepung
untuk suaminya dan anak anaknya, kecuali Allah mencatat baginya
memperoleh kebaikkan dari setiap butir biji yang tergiling, Dan
menghapus keburukkannya serta meninggikan derajatnya.
Hai
Fathimah mana saja istri yang berkeringat disisi alat penggilingannya
karena membuatkan bahan makanan untuk suaminya, kecuali Allah akan
memisahkan atas dirinya dan neraka sejauh tujuh hasta. Hai Fathimah mana
saja seorang istri yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir
rambut mereka dan mencuci baju mereka, kecuali Allah akan mencatat
baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang memberikan makan
kepada seribu orang yang sedang kelaparandan seperti pahalanya orang
yang memberikan pakaian kepada seribu orang yang sedang telanjang.
Hai
Fathimah mana saja istri yang memenuhi kebutuhan tetangganya, kecuali
Allah kelak mencegahnya(tidak memberi kesempatan baginya) Untuk minum
air dari telaga Kautsar besok di hari kiamat. Hai Fathimah tetapi yang
lebih utama dari pada itu semua adalah keridhoan suami terhadap
istrinya. Sekiranya suamimu tidak meridhoimu, tentu aku tidak akan
mendoakan dirimu”. “Bukankah engkau mengerti, hai Fathimah, bahwa
keridhoan suami itu menjadikan sebagian dari keridhoan Allah, dan
kebencian suami merupakan bagian dari kebencian Allah.
Hai
Fathimah, manakala seorang istri sedang mengandung, maka para malaikat
memohonkan ampunan untuknya, dan setiap hari dirinya dicatat memperoleh
seribu kebajikan dn seribu keburukannya di hapus. Apabila telah mencapai
rasa sakit (menjelang melahirkan)maka Allah mencatat baginya memperoleh
pahala seperti pahalanya orang orang yang berjihad di jalan Allah.
Apabila telah melahirkan dirinya terbebas dari segala dosa seperti
keadaannya di hari setelah dilahirkannya oleh ibunya”.
“Hai
Fathimah, mana saja istri yang melayani suaminya dengan niat yang
benar, kecuali dirinya terbebas dari dosa-dosanya bagaikan pada hari
dirinya dilahirkan ibunya. Ia keluar dari dunia (yakni mati) kecuali
tanpa membawa dosa, ia menjumpai kuburnya sebagai pertamanan sorga,
Allah memberinya pahala seperti pahala seribu orang yang naik haji dan
berumrah, dengan seribu malaikat memohonkan ampun padanya sampai hari
kiamat”.
“Mana
saja seorang istri yang melayani suaminya sepanjang hari dan malam, di
sertai hati baik, niat yang ikhlas dan niat yang benar, kecuali Allah
akan mengampuni semua dosa-dosanya. Pada hari kiamat kelak dirinya akan
di beri pakaian berwarna hijau, dan dicatatkan untuknya pada setiap
rambut yang ada di tubuhya dengan seribu kebajikan, dan Allah memberi
pahala untuknya sebanyak orang yang pergi haji dan umrah”. “Wahai
Fathimah mana saja seorang istri yang tersenyum manis di muka suaminya,
kecuali Allah akan memperhatikannya dengan penuh mendapat rahmat.
Hai
Fathimah, mana saja seorang istri yang menyediakan tidur bersama
suaminya dengan sepenuh hati, kecuali ada seruan yang di tujukan
kepadanya dari balik langit: Hai perempuan menghadaplah dengan membawa
amalmu, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan
yang datang”.
“Wahai
Fathimah, mana saja seorang istri yang meminyaki rambut suaminya
demikian juga jenggotnya memangkas kumisnya dan memotong kukukukunya,
Kecuali Allah kelak memberi minum padanya dari “RAHIQIM MAKHTUM”(tuak
yang tersegel)dan dari sungai yang terdapat di sorga. bahkan Allah
akanmeringankan beban sakaratulmaut, kelak dirinya akan menjumpai
kuburnya bagai taman sorga. Allah mencatatnya terbebas dari neraka dan
mudah melewati shirath(titian)”.
Pengertian,
yang dimaksud “RAHIQ” adalah “AL-KHAMRU ASYSYAFIYATU ATHTHAYYIBATU”,
yakni arak yan jernih lagi sangat bagus. Sedangkan makna
“MAKHTUM”adalah. ”AL-MAMNU’MIN AN TAMASSAHU YADUN ILAA AN YAFUKKAL
ABRAARU KHATMAHU”, yakni tercegah dari penjamahan tangan hingga orang
-orang yang baik melepas segalanya. Jelas bahwa barang yang disegel jauh
lebih baik ketimbang barang yang mengalir.
Diriwayatkan
dari ibnu mas’ud ari Nabi S.A.W bahwa beliau besabda:”IDZAA GHASALATIL
MAR-ATU TSIYAABA ZAUJIHAA KATABALLAHU LAHAA ALFA HASANATIN WAGHAFARA
LAHAA ALFA SAYYI-ATIN WARAFA’A LAHAA ALFA DARAJATIN WASTAGHFARA LAHAA
KULLU SYAI-IN THALA’AT ‘ALAIHISY-SYAMSU”. (AL HADITS)
“ketika
seorang istri mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatat untuknya
memperoleh seribu kebajikan dan mengampuni seribu keburukannya.
meninggikan seribu kali derajat untuknya dan semua barang yang berada di
bawah siraman mentari memohonkan ampun untuknya”. Aisyah RA mengatakan :
Suara penenunan yang dilakukan oleh seorang istri, itu menyamai gemuruh
suara takbir dalam perang fi sabilillah. mana saja seorang istri yang
memberi pakaian suaminya dari hasil tenunannya, kecuali pada benang
tenunan itu tercatat seribu kali kebajikan.
Nabi
S.A.W bersabda:”MANISTARAA LI’IYAALIHI SYAI-ANTSUMMA hAMALAHU BIYADIHI
ILAIHIM THALLAAHU ‘ANHU DZUNUUBA SAB’IINA SANATAN”. “Barang siapa yang
membuat gembira hati seorang istri maka ia bagaikan tengah menangis
karena takut kepada Allah maka Allah mengharamkan tubuhnya dari api
neraka”.
Rasulullah
bersabda:”Barang siapa yang membuat gembira hatinya seorang wanita,
seakan akan menangis karena takut kepada Allah. Dan barang siapa menagis
karena takut pda Allah maka Allah mengharamkan tubuhnya masuk kedalam
api neraka”. (al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda:’Suatu rumah yang mana didalamnya terdapat anak anak
perempuan, maka setiap hari Allah menurunkan dua belas rahmat dan tidak
henti hentinya di kunjungi malaikat. Dan bagi kedua orang tuanya setiap
hari dan malam dicatat seperti ibadah selama tujuh puluh tahun”.
|
BAB 17
PASAL 3
KEUTAMAAN SHALATNYA WANITA DIRUMAHNYA SENDIRI
Dalam
bagian ini akan membicarakan tentangg keutamaan shalatnya orang
perempuan (istri) di rumahnya sendiri dan shalatnya itu lebih utama di
banding shalat orang perempuan di masjid, sekalipun berjamaah dengan
Rasulullah.
Humaid
As Sa’idi meriwayatkan tentang seorang perempuan yang dating kepada
Rasulullah perempuan itu bertanya:”Hai Rasulullah, sesungguhny aku
sangat senang jika shalat berjamaah denganmu”. Nabi menjawab:”Aku tau
kamu senang shalat berjamaah denganku. Tetapi shalatmu di rumahmu
sendiri lebih utama dari pada shalatmmu di kamarmu dan shalatmu di
kamarmu lebih utama di banding shalatmu diserambi rumahmu dan shalatmu
di serambi rumahmu lebih utama di banding shalatmu di masjidku ini”.
Yang demikian itu tidak lain untuk menjaga agar ketertutupan dirinya
sebagai hak yang perlu di jaga.
Rasulullah
bersabda : ”Sesungguhnya shalatnya orang perempuan di rumahnya lebih
baik dari pada shalat di kamarnya, dan sesungguhnyalah shalatnya
seorangperempuan di kamarnya lebih baik dari pada shalatnya di serambi
rumahnya, dan shalatnya seorang perempuan di serambi rumahnya itu lebih
baik dari pada shalatnya di masjid”. (al hadits riwayat Al baihaqi dari
Aisyah Ra)
Rasulullah
S.A.W bersabda :”shalat seorang perempuan di rumahnya lebih utama dari
pada shalatnya di kamarnyadan shalatnya di dalam ruangan yang berada di
tengah tengah rumahnya lebih baik dari pada shalatnya di serambi
rumahnya”. Diriwayatkan oleh abi daud dari ibnu mas’ud dan riwayat Al
hakim dari Ummu salamah.
Rasulullah
S.A.W bersabda:”SHALAATUL MAR-ATI WAHDAHAA TAFDHULU ‘ALAASHALAATIHAA
FIL JAM’I BIKHAMSIN WA’ISYRIINA DARAJATAN”. Shalatnya seorang wanita
sendirian menyamai shalatnya dalam berjamaah denga memperoleh dua puluh
lima derajat “. (di riwayatkan oleh Ad Dailami dari ibnu ‘umar) Menurut
suatu pendapat, shalat seorang wanita yang demikian itu berlaku bagi
perempuan yang masih lajang, yakni belum kawin.
Rasulullah
S.A.W bersabda :”INNA AHABBA SHALAATIL MAR-ATI ILALLAAHI FIIASYADDI
MAKAANIN FII BAITIHAA” “Sesungguhnya shalat seorang wanita yang paling
di sukai Allah adalah yang di laksanakan di dalam rumahnya yang gelap”.
Rasulullah
S.A.W berssabda :”seseungguhnya seorang istri yang keluar rumah,
padahal tidak ada kebutuhan yang teramat mendesak, maka syethan terus
memperhatikan dan mengikutinya. Syetan berkata:”Jangan kau siasiakan
setiap melewati seseorang kecuali ia kagum padamu”. lalu wanita itu
mengenakan busananya. Ketika di tanya suaminya :”Hendak kemana kamu. ?”.
ia menjawab:”Aku hendak membesuk orang sakit, atau aku hendak
mendatangi upacara pemberangkatan jenazah atau aku hendak shalat di
masjid”. Padahal tidak ada ibadah seorang perempuan yang lebih sempurna
kepada Tuhannya kecuali yang di kerjakan di rumahnya sendiri”.
Diriwayatkan
dari Abu Syaibani bahwa, ia melihat Abdullah bin Asy Syayab menghalau
perempuan perempuan dari masjid di hari jum’at Ia berkata:”Keluarlah
kalian kerumah masing masing. Hal itu Jauh lebih baik bagi kamu”. Di
riwayatkan oleh sulaiman Al ‘Lakhami dari Ath Thabrani Di riwayatkan ada
seorang perempuan yang berlalu dekat dengan abu hurairah Ra. Ia berbau
sangat harum semerbak. Abu hurairah bertanya:”Hai perempuan hendak
kemana kamu.?”. Ia menjawab:”Hendak ke masjid”. Abu hurairah
melanjutkan:”Kau mengenakan wewangian.. ?”. Ia menjawab :”Yaa”. Abu
hurairah berkata:”Kembalilah, mandi dulu. Sebab aku pernah mendengar
bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:”Allah tidak akan menerima shalat
seorang perempuan yang keluar menuju masjid dengan membawa aroma yang
semerbak harum sehingga ia pulang kembali lantas mandi”. (Al hadits)
Yang di maksud mandi dalam hadits itu adalah menghilangkan bau harum
yang di timbulkan dari bau minyak wangi tersebut. jadi maksudnya tidak
di hususkan pada mandinya melainkan upaya menghilangkan bau wangi
tersebut.
Rasulullah
S.A.W besabda :”AL MUKHTALI’ATU WAL MUTABARRIJAATU HUNNAL
MUNAAFIQAATU”. “Perempuan perempuan yang minta cerai suaminya tanpa
‘udzur dan perempuan perempuan yang memperlihatkan perhiasan
(dandananya) kepada orang bannyak mereka termasuk munafik”.
(Diriwayatkan oleh Abu na’im dan Ibnu mas’ud)
|
BAB 18
LARANGAN BERHIAS DAN BERBUSANA BERLEBIHAN
Di
riwayatkan dari Aisyah RA, katanya ketika Rasulullah S.A.W sedang duduk
beristirahat di masjid, tiba tiba ada seorang perempuan golongan
muzainah terlihat memamerkan dandanannya di masjid sambil menyeret
nyeret busana panjangnya Rasulullah S.A.W bersabda:”Hai sekalian
manusia, laranglah istri istrimu (termasuk anak anak remaja perempuan
yang mereka miliki) mengenakan dandanan seraya berjalan angkuh di dalam
masjid. Sesungguhnya Bani Israil tidak akan dilaknati sehingga kaum
perempuan mereka dandanan menyolok(berlebihan)dan berjalan di dalam
masjid. (Di riwayatkan Ibnu majah)
Rasulullah
S.A.W bersabda : ”mana saja seorang perempuan yang mengenakan
wewangian, kemudian keluar rumah lalu melewati orang banyak dengan
maksud agar mereka mencium bau harumnya, maka perempuan itu termasuk
golongan perempuan yang berzian dan setiap mata yang memandang itu
melakukan zina (diriwayatkan Ahmad Annasai dan Al Hakim dari Ibnu abu
Musa Al Asy’ari)
Rasulullah
S.A.W bersabda :”Aku melihat di sorga, ternyata sebagian besar isinya
(yakni penghuninya ) adalah golongan orang fakir. Dan aku melihat neraka
ternyata sebagian besar penghuninya kulihat dari golongan orang
perempuan”. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Turmudzi, dari Anas dan
diriwayat oleh bukhori dan Turmudzi dari Imran bin Hashin) Yang demikian
itu di sebabkan karena, mereka sedikit sekali menaati Allah, menaati
Rasul-NYA dan menaati suaminya. Sebaliknya mereka lebih suka memamerkan
dandannannya (tabaruj).
Dalam
pengertiannya yang di sebut “tabaruj” adalah seorang perempuan apabila
bermaksud keluar rumah mengenakan pakaian yang lebih bagus dan berdandan
mencolok yang tidak biasanya seperti itu. Ia keluar itu dapat
mengganggu kaum lelaki, Kalaupun ia bisa menyelamatkan diri, tetapi kaum
lelaki tidak akan selamat dari sikapnya. Karena itu Nabi Muhammad S.A.W
menngingatkan bahwa, orang perempuan itu segala aurat. Rasulullah S.A.W
bersabda :”Orang perempuan itu segala aurat. Apabila kelluar rumah maka
syetan memperhatikannya terus untuk menyesatkannya. Dan yang lebih
mendekatkan seorang perempuan kepada Allah adalah jika berada di
rumahnya”.
Dalam
Riwayat lain di jelaskan:”Orang perempuan itu segala aurat, maka
pingitlah mereka, Karena manakala seorang perempuan keluar jalan, dan
keluarganya berkata:”hendak kemana kamu.. ?”. Ia menjawab: ”aku hendak
membesuk orang sakit, atau aku hendak mengiringi jenazah, maka tidak
henti hentinya syetan menggodanya hingga ia mengeluarkan lengannya
(yakni ia mengeluarkan sebagian tubuhya). Tidak ada perempuan yang
berusaha memperoleh keridhoan Allah seperti kalau dirinya tinggal di
rumah, menyembah Tuhannya dan meaati suaminya’.
Hatim
Al Asham mengatakan, Wanita sholehah itu menjadi tiangnya agama dan
sebagai pemakmur(yang meramaikan)rumah serta membantu suami melaksanakan
ketaatan pada Allah. Sebaliknya perempuan yang suka melanggar hukum,
dapat menghancurkan hati suaminya dengan tertawa. Abdullah bin ‘umar Ra
mengatakan:”Tanda tanda perempuan yang shalihah adalah, jika mempunyai
kecintaan takut pada Allah dan bersikap qona’ah (menerima apa
adanya)terhadap apa yang di berikan Allah. Ia di hiasi sifat pemurah
terhadap perkara yang di miliki, ibadahnya baik, berbakti pada suami dan
gemar mempersiapkan diri beramal shalih untuk persiapan mati.
|
BAB 19
DOSA BESAR BAGI ISTERI
Termasuk
dosa besar bagi seorang isteri adalah bila mana keluar rumah tanpa
seijin suaminya. Kendati tujuannya untuk takziyah kepada orang tuanya
yang mati. Tersebut dalam ihya ‘ulumuddin Imam Al Ghozali di katakana
bahwa ada seorang lelaki (suami)hendak bepergian. Sebelum berangkat ia
meminta istrinya agar tidak turun dari tempatnya yang berada di bagian
bangunan tingkat atas. Sementara Orang tuanya berada di tingkat bawah.
Orang tuanya sakit. Perempuan itu mengutus seorang pembantunya menghadap
Rasulullah S.A.W untuk minta izin turun sebentar untuk membesuk orang
tuanya.
Rasulullah
S.A.W bersabda :”Taatilah suamimu. Jangan kau turun. . ”Tidak begitu
lama, orang tuanya mati. IA mengirim utusan menghadap Rasulullah S.A.W
untuk memohonkan izin, agar dirinya dapat menyaksikan jenazah orang
tuanya.
Rasulullah
S.A.W bersabda :”Taatilah suamimu”. Maka orang tuanyapun di kuburkan.
tidak begitu lama Rasulullah S.A.W mengutus seseorang untuk memberi tahu
pada perempuan itu bahwa Allah telah mengampuni dosa dosa rang tuanya
disebabkan ketaatan perempuan itu pada suaminya. FAIDAH Ada seorang Ibu
memberi nasehat pada putrinya, IA berkata peliharalah sepuluh tingkah
ini, niscaya kamu akan menjadi simpanan, Yaitu: Pertama dan kedua: Mudah
menerima keadaan(qona’ah), berbakti dan mentaati suami.
Ketiga
dan keempat, hendaknya kamu menjadikan dirimu sebagai perempuan yang
selalu didambakan dan dirindukan lantaran tatapan mata dan ciumannya.
Artinya hendaknya kamu jangan sampai dilihat suamimu sebagai perempuan
yang di benci (atau perempuan yang buruk). hendaknya suamimu tidak
pernah berkasih mesra dengan dirimu kecuali dalam keadaan selalu harum
melekat dalam dirimu. Kelima dan keenamnya hendaknya kamu selalu menjadi
perhatian sewaktu suamimu makan dan tidur. Sebab rasa lapar itu mudah
menimbulkan pemberontakan nafsu dan sulit tidur, bahkan mempermudah
tumbuhnya kemarahan.
Ketujuh
dan kedelapannya hendaknya kamu pandai pandai memelihara harta dan
rahasia keluarga suami yang dapat mempermalukan dirinya. Kesembilan dan
kesepuluhnya : Hendaknya kamu jangan menentang perintahnya, dan jangan
suka menyebarkan rahasia suami. Karena kalau kamu menentang perintahnya
akan sangat mudah menimbulkan/meledakkan kemarahannya. Kalau kamu
menyebarluaskan rahasianya berarti kamu tidak dapat di percaya jika dia
sedang tidak ada dirumah. Ingatlah baik baik ingatlah. Sekali sekali
kamu jangan menunjukkan kegembiraan di hadapannya, selagi suamimu sedang
bersedih. Sebaliknya jangan berwajah cemberut selagi suamimu berwajah
berbinar binar lagi gembira.
Rasulullah
S.A.W bersabda : ”Sesungguhnya seorang istri yang keluar rumah
sedangkan suaminya tidak menyukainya maka seluruh malaikat melaknatinya,
demikian pula semua barang yang di lewatinya, selain jin dan manusia.
Sehingga dirinya kembali dan bertaubat.
|
PAHALA BAGI PEREMPUAN YANG HAMIL
Tersebut
dalam riwayat bahwa NAbi Muhammad S.A.W bersabda : ”Apakah salah
seorang di antara kamu senang, hai kaum isteri, kalau kamu sedang
mengandung dari hasil hubungan dengan suaminya, sementara suaminya
merasa senang. Sesungguhnya perempuaan yang sedang hamil memperoleh
pahala seperti pahalanya orang yang sedang berpuasa sambil perang di
jalan Allah.
Apabila
mencapai puncak sakit mendekati melahirkan semua penduduk langit tidak
ada yang tahu perkara apa yang disamarkan baginya, berupa ketenangan
bathinnya. Apabila telah melahirkan, maka tidak ada tetesan air susu
yang keluar dari susu ibunya dan tidaklah si bayi menghisap air susu
ibunya kecualipada setiap tetesan dan isappan di catat sebagai satu
kebaikkan. Jika di waktu malamnya ia terjaga maka ia memperoleh pahala,
bagaikan pahala memerdekakan tujuh puluh budak yag di merdekakan di
jalan Allah secara ikhlas, (di riwayatkan Hasa bin sufyan dan Tabrani,
ibnu Asakir dari salamah)
Rasulullah
bersabda : ”INNARRAJUULA IDZAA NADZARA ILAAM RA-ATIHII WANADZARAT
ILAIHI NADZARALLAAAHU ILAIHIMAA NADZARA RAHMATIN FAIDZAA AKHADZA
BIKAFFIHAA TASAA QATHAT DZUNUUBUHUMAAA MIN KHILAALIN ASHAABI’IHIMAA”
“Sesungguhnya
seorang suami apabila memperhatikan isterinya dan isterinya balas
memerhatikan suaminya, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan
perhatian penuh rahmat. Manakala suaminya merengkuh telapak tangannya
(diremas remas) maka berguguranlah dosa dosa suami istri itu darisela
sela jari jemarinya. (di riwayatkan maisarah bin Ali dari Ar rafi’i dari
sa’id Al Khudzi Ra)
Diriwayatkan
dari Nabi Muhammad S.A.W bahwa : ”INNARRAJULA LAYUJAMI’U AHLAHU
FAYUKTABU LAHU BIJIMA’IHI AJRU WALADI DZKARIN QAATALA FII SABILILLAAHI
FAQUTILU”. “Sesungguhnya seorang suami yang menggauli istrinya, maka
pergaulannya itu dicatat memperoleh pahala seperti pahalanya anak lelaki
yang berperang di jalan Allah lalu terbunuh(Al hadits)
Ketahuilah bahwa, ada beberapa faktor yang dapat membentuk seseorang anak dekat dengan Allah Antara lain:
1. Sejalan dengan yang di cintai Allah, bahwa putera yang dihasilkan itu di maksud untuk menyambung generasi manusia.
2.
Mencari kecintaan dari Rasulullah S.A.W, maksudnya untuk memperbanyak
(memperbesar) jumalah umatnya Nabi Muhammad S.A.W yang ana besar jumlah
umat itu menyebabkan kebanggaan beliau.
3. Mengharap kelak memperoleh do’a anak yang sholeh setelah kematiannya.
4. Mencari syafa’at dengan kematian anak yang masih berusia anak anak, sebelum kematian dirinya sendiri(orang tua).
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar